SIDDTK Deteksi Gangguan dan Kelainan pada Anak
Surabaya, eHealth. Gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat dideteksi sejak Balita. Untuk itu, peran orangtua dan dokter anak cukup besar dalam tumbuh kembang anak. Untuk mengetahui lebih dini kelainan dan gangguan tersebut, Puskesmas Tanah Kalikedinding (Takal) mempunyai pelayanan SIDDTK (Stimulasi Intervensi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak).
Pada Kesempatan itu Puskesmas Takal memberikan pemeriksaan gratis pada 45 anak PAUD di Kecamatan Kenjeran. Anak-anak PAUD diperiksa dengan menggunakan metode SIDDTK. Selain memberikan pemeriksaan gratis, mereka juga memberikan seminar bagi para orang tua anak mengenai SIDDTK.
Acara tersebut atas kerjasama Komunitas Swayanaka (Mahasiswa Sayang Anak-anak). Swayanaka adalah komunitas mahasiswa yang peduli dan sayang anak yang dibentuk oleh Mahasiswa Unair sejak 30 tahun yang lalu. Divisi ini dibawah Departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM FK Unair.
SIDDTK merupakan rangkaian kegiatan dan pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan terhadap tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervensi dan secepat mungkin untuk diatasi. Anak-anak diperiksa sesuai tahapan SIDDTK yakni perkembangan, pertumbuhan, stimulasi, deteksi dan intervensi.
”Bila terdapat penyimpangan dan keterlambatan, maka lebih sulit diintervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak selanjutnya,” ungkap dr. Retno Widayanti yang hadir untuk memeriksa anak-anak dengan metode SIDDTK tersebut.
Anak-anak yang diperiksa menggunakan metode SIDDTK itu adalah anak berusia 0-6 tahun. Pada perkembangannya akan diketahui secara dini jika terdapat kelainan pada anak. Hal itu bisa terdeteksi dari tanggal lahir anak, berat badan, tinggi badan anak dan lingkar kepala. ”Misalkan jika pertumbuhan normal anak umur satu tahun sudah bisa mengucapkan kata-kata ibu/bapak, tetapi anak tersebut belum bisa sama sekali, maka anak itu mengalami keterlambatan perkembangan,” paparnya.
Anak yang mengalami keterlambatan diberikan stimulasi dan arahan selama empat bulan dan bimbingan selama enam bulan. Namun jika keterlambatan itu tidak bisa diintervensi, maka segera dirujuk ke Rumah Sakit pemerintah yang mempunyai pelayanan SIDDTK, seperti halnya RSUD Dr. Soewandhie. Selain anaknya diperiksa, sang ibu juga diberikan arahan mengenai bagaimana menstimulasi anak mereka.
Lanjut ia ungkapkan bahwa keterlambatan perkembangan itu bisa terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya adalah pembentukan janin saat didalam kandungan, saat kelahiran serta diluar kandungan. Selain itu bisa diakibatkan oleh kemungkinan kurang gizi, genetik dan rokok. ”Misalkan pada saat melahirkan terjadi kemacetan, pendarahan, kekurangan oksigen,” paparnya.
Dengan adanya pemeriksaan SIDDTK dan seminar itu, dr. Retno-begitu ia disapa-berharap makin banyak Balita yang tumbuh sehat dan pengetahuan SIDDTK bisa terserap dengan benar oleh kader sehingga bisa menjadi penyalur informasi kepada pada ibu-ibu Balita yang lain.(Ima)