Sediakan Hotline Untuk Tampung Curhat Remaja

Surabaya, eHealth. Anak dan remaja adalah aset masa depan yang sangat berharga bagi bangsa. Namun, banyak diantara mereka yang kurang mendapatkan perhatian yang cukup bagi dari keluarga, masyarakat sekitar hingga pemerintah, baik itu berkaitan dengan masalah kesehatan, maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui Puskesmasnya merangkul para anak dan remaja terutama di Kota Surabaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan juga wadah untuk berkreasi.

Hal ini tertuang saat Dinkes Kota Surabaya mengadakan pertemuan Pemantapan Program Kesehatan Anak dan Remaja yang digelar di gedung Graha Arya Satya Husada Dinkes Kota Surabaya, hari Kamis (26/5). Dalam pemantapan kali ini, Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Rangkah didapuk untuk berbagai pengalaman dalam menjalankan program Kesehatan Anak dan Remaja.

Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan dr. Basilius Agung Suryono mengatakan, Puskesmas yang dipimpinnya telah melaksanakan program kesehatan anak dan remaja dengan mengadakan skrining kepada anak usia sekolah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan setiap enam bulan sekali, baik yang duduk di sekolah umum maupun pondok pesantren. Pelaksanaan skrining tersebut antara lain pemeriksaan status gizi, gigi, pendengaran, mata, kusta dan TB, lingkungan dan sanitasi sekolah, serta penyuluhan kesehatan.

Namun, lanjut dokter yang akrab disapa dr. Agung, saat karyawan terjun langsung ke lapangan, banyak tantangan yang harus dihadapi. “Tantangan itu berupa jadwal UKS yang sering terbentur dengan jadwal kegiatan sekolah seperti ujian dan liburan. Selain itu terkadang Puskesmas sering kesulitan melakukan skrining berkala UKS di sekolah dikarenakan perijinan yang terlalu rumit yang harus menemui Kepala Sekolah plus Kepala Yayasan sehingga petugas Puskesmas seringkali tersita waktu untuk bertemu dengan pihak terkait,” tukas dokter yang lebih suka menyebut tantangan daripada hambatan ini. Selain dua tantangan diatas, lanjut dr. Agung, keterbatasan SDM yang dimiliki oleh karyawan Puskesmas Sidotopo Wetan juga menjadi permasalahan tersendiri.

Ia pun mencari jalan keluar untuk menghadapi tantangan diatas, salah satunya adalah adanya koordinasi yang intens dengan UPTD setempat, selalu mengkonfirmasi jadwal ujian maupun libur sekolah, bila jumlah yang diskrining terlalu banyak maka dibagi per kelompok skrining agar waktu lebih efektif, dan juga memaksimalkan semua SDM yang ada di Puskesmas Sidotopo Wetan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Rangkah dr. Melani Hartanto dalam paparan kedua membagikan pengalaman mengenai pelaksanaan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas Rangkah. Dalam kegiatan yang telah dijalankan, Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Rangkah VII No. 91 Surabaya ini juga mendirikan Sanggar Remaja yang diresmikan sejak tahun 2007 silam, selain itu juga membuka Posyandu Remaja yang dipusatkan di wilayah Kelurahan Tambaksari.

Seperti Puskesmas Sidotopo Wetan, beberapa kegiatan yang rutin dilaksanakan seperti skrining berkala dan juga kegiatan di sanggar remaja maupun Posyandu Remaja seperti konseling, penyuluhan kesehatan reproduksi, pemutaran film, Outbound dua kali dalam setahun, hingga Forum Group Discussion (FGD).

Namun beberapa tantangan juga menghampiri Puskesmas Rangkah dalam pelaksanaan PKPR maupun sanggar remaja ini. Minimnya minat untuk datang ke sanggar remaja hingga terbenturnya jadwal Puskesmas dengan para remaja membuat Puskesmas memutar otak untuk merangkul kembali remaja tersebut.

“Anak-anak bisa berkumpul hanya hari Sabtu dan Minggu, sedangkan kita (Puskesmas Rangkah, Red) bisa hari kerja saja karena jika Minggu kita libur,” tukas dr. Melani.

Untuk menyiasati permasalahan diatas, dr. Melani bersama psikolog dari Puskesmas Rangkah Mirza Dodi Artha, S.Psi langsung turun ke lapangan untuk mengetahui keinginan mereka. Dari situlah ditemukan solusi untuk menarik minat remaja untuk datang kembali ke sanggar remaja.

“Banyak cara yang kami lakukan, salah satunya seperti membuka Hotline khusus bagi remaja yang ingin curhat maupun hanya sekedar bercerita, Hotlinenya yakni 031-72707984. Selain itu, kami juga buka layanan konseling via facebook maupun twitter. Jadi kami ikuti apa keinginan mereka, baru kami bisa masuk ke dunia mereka,” tukas Mirza saat ditemui tim eHealth seusai pembekalan berlangsung.

Mirza mengungkapkan, dengan hadirnya Hotline tersebut sedikit demi sedikit membuah hasil. Para remaja yang awalnya malu-malu kini tidak segan-segan untuk curhat via telepon jika memiliki permasalahan pribadi. “Kebanyakan masalah cinta sama pacaran mas, yang lainnya seputar pelajaran. Bahkan ada yang curhat bahwa dirinya mengalami KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan, Red),” tukasnya.

Selain itu, dr. Melani juga memberikan sedikit tips bagi peserta yang ingin merangkul para remaja, yakni jadilah seperti halnya remaja itu sendiri.

“Jangan harap program yang kita laksanakan ini berhasil jika kita hanya menunggu (di Puskesmas, Red) dan berpakaian seperti ini (seragam PNS), tidak akan pernah mau mereka karena itu bukan dunia mereka. Kita harus turun langsung ke lapangan dan menjadi seperti apa yang mereka lakukan sehari-hari, seperti pikiran maupun pakaian yang kita kenakan hendaknya seperti apa yang mereka pikirkan,” tukas dr. Melani dihadapan peserta seraya tersenyum.(And)