Perubahan Perilaku Kesehatan Melalui Promkes

Surabaya, eHealth. Kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan masih sangat rendah, baik bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, maupun kesehatan lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan yang bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.

Oleh karena itu, untuk membekali tenaga penyuluh Puskesmas yang berkompeten, Dinas Kesehatan Kota Surabaya melatih tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Se-Surabaya selama 3 hari, mulai hari Senin-Rabu (12-14/9).

Pelatihan tersebut dihadiri oleh 58 Tenaga Promosi Kesehatan dari masing-masing Puskesmas di Surabaya. Mereka diberikan beberapa materi mengenai jabatan fungsional rumpun kesehatan, jabatan fungsional Puskesmas dalam mendukung capaian tujuan pembangunan kesehatan, komunikasi untuk perubahan perilaku, etika profesi, kode etik penyuluh kesehatan di Indonesia, serta ilmu perilaku dan beberapa materi teknik penyuluhan kepada masyarakat.

Selain tujuan itu, pelatihan tersebut untuk memenuhi syarat dalam pencapaian Puskesmas ISO bahwa tenaga penyuluh harus sudah mengikuti pelatihan. Namun itu hanya alasan kecil, seperti yang telah diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Esty Martiana Rachmie, ”Pemenuhan kriteria ISO itu hanya alasan kecil saja, namun yang terpenting adalah cara atau proses Promkes dalam memberikan informasi sebagai tanggung jawab atas Promosi Kesehatan untuk mengubah perilaku masyarakat,” paparnya saat memberikan sambutan.

Promkes bisa dikatakan berhasil jika mampu merubah perilaku masyarakat akan pentingnya kesehatan. Untuk mengubah perilaku itu, Promkes berperan untuk menyampaikan informasi tentang penting kesehatan tersebut. Sehingga masalah-masalah kesehatan bisa tertangani. ”Misalkan gizi buruk menurun maupun kasus DBD bisa ditekan, maka itu merupakan salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan,” terang orang nomor satu di jajaran Dinas Kesehatan Kota Surabaya itu.

Merubah perilaku ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada beberapa strategi yang harus dilakukan bagi tenaga penyuluh. Salah satunya adalah dengan melakukan advokasi, pemberdayaan bidang kesehatan serta bina suasana/dukungan sosial. Ketiga hal tersebut dilakukan dengan proses komunikasi.

Seperti yang diungkapkan oleh dr. Rachmat Hargono dari Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dari Fakultas Kesehatan Mayarakat bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana terjadi penyampaian pesan yang berupa keinginan dari seseorang kepada orang lain sehingga timbul pengertian yang sama pada kedua belah pihak.

Dengan penyampaian pesan itu diharapkan masyarakat bisa mengubah perilaku terhadap kesehatan diri sendiri, keluarga maupun kesehatan lingkungan.(Ima)