Pentingnya Deteksi Dini Perkembangan dan Pertumbuhan Pada Balita

Surabaya, eHealth. Kini, para orang tua di wilayah Kelurahan Banyu Urip dan Kupang Krajan tak perlu risau lagi jika memiliki permasalahan dalam tumbuh kembang buah hatinya. Pasalnya, Puskesmas Banyu Urip kini telah memiliki Poli Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang diresmikan hari Sabtu (23/7) yang juga bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional. Dengan adanya Poli DDTK, diharapkan dapat membantu permasalahan tumbuh kembang pada bayi dan Balita, khususnya di dua kelurahan tersebut.

Peresmian Poli DDTK dilakukan dengan seremoni berupa pengguntingan pita oleh Tri Wahyu Utami selaku perwakilan Dinas Kesehatan Kota Surabaya didampingi Kepala Puskesmas Banyu Urip dr. Tenny Septania. Dalam acara ini juga dimeriahkan dengan talkshow kesehatan dengan tajuk “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Optimal Merupakan Investasi Bangsa” serta pengumuman pemenang lomba Balita sehat.

Menurut Kepala Puskesmas Banyu Urip, dr. Tenny Septania, adanya Poli DDTK ini akan mengenali secara dini gangguan yang dialami pada Balita, penyimpangan pertumbuhan serta perkembangan pada bayi dan Balita berusia mulai dari 0-6 tahun, status gizi, lingkar kepala, empat aspek perkembangan gerak yang meliputi gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian akan dipantau agar tetap berada pada jalur normal.

Ditambahkan oleh drg. Erna Indeswari selaku Manager Representatif Puskesmas Banyu Urip, biasanya berbagai macam masalah dihadapi oleh orang tua berkaitan dengan Balitanya, seperti Balita yang telat bicara pada usia yang semestinya, Balita berumur 2 tahun namun belum bisa berjalan sempurna, terlalu pendiam diantara teman-teman sebayanya, daya dengar kurang dan daya lihat yang tidak sempurna. Di Poli DDTK, permasalahan ini akan di screening terlebih dahulu, apakah yang menyebabkan Balita tersebut mengalami kendala semacam itu.

“Pertama kita screening perkembangan anak ini, kita cari tahu penyebabnya sampai ke akarnya. Mungkin juga, salah satu kurangnya perhatian orang tua yang sibuk bekerja di luar. Kalaupun ada kendala di luar psikisnya, opsinya kita akan konsultasikan ke dokter spesialis anak,” kata  drg. Erna.

Ia menuturkan, sebenarnya Poli DDTK sudah ada sejak tahun 2008 yang saat itu masih tergabung dengan Poli KIA. Namun atas kesepakatan bersama dan menilik pentingnya pemantauan tumbuh kembang Balita, maka di tahun 2011 direalisasikan untuk memiliki ruangan tersendiri. ”Apalagi peralatan kami (di Poli DDTK, Red) sudah lengkap,” tukasnya.

Fasilitator poli juga telah disediakan yakni dokter spesialis anak dan seorang psikolog yang berperan untuk mengatasi Balita yang memiliki gangguan psikis.

Poli DDTK, lanjut drg. Erna, merupakan konsep yang sudah lama diinginkan, meski perencanaan membangun konsepnya berjalan bertahap agar sarana dan prasarananya bisa memenuhi keinginan. Sehingga dalam hal ini, Puskesmas Banyu Urip menjalin kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Unair dan S2 Psikologi Unair.

Dengan kerjasama ini, Puskesmas yang telah meraih sertifikasi ISO 9001:2008 ini berkonsultasi mulai dari hal terkecil dengan maksud mengembangkan Poli DDTK semaksimal mungkin. Salah satunya adalah konsultasi mengenai pembelian mainan yang dapat mendukung program poli ini.

“Kami khawatir salah kalau misalnya beli permainan. Jadi kami konsultasikan alat tersebut kepada psikolog,” tuturnya.

“Poli DDTK menyiapkan Psikolog meski masih bersifat insidentil. Dari LSM Wahana Visi juga bersedia datang, membantu jika seandainya ada rujukan dari seorang psikolog,“ imbuh dokter kedua di Puskesmas ini menambahkan.

Program dari Poli DDTK Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Banyu Urip Kidul 6 No. 8 ini antara lain membangun arena bermain anak-anak dengan ruangan yang menarik dan diminati dilengkapi peralatan yang memadai, mendirikan kelompok bermain anak-anak, program cerita panggung anak, program ketangkasan anak, adanya program 3 M (Menggunting, Menempel, Mewarnai) serta gerakan deteksi dini masa tumbuh kembang anak.

Sedangkan untuk sarana dan prasananya, adanya tempat pemeriksaan dan terdiri dari ruang terapi dan ruang tunggu dengan desain semenarik mungkin untuk anak-anak, serta dilengkapi dengan arena permainan seperti arena mandi bola yang melatih gerak kasarnya agar optimal serta permainan bongkar pasang yang berguna untuk melatih gerak halus Balita.

Tujuan Poli DDTK adalah membantu anak menjadi generasi yang sehat, cerdas, produktif, kreatif, mandiri, teguh, bertaqwa dan berkepribadian matang.(Ian)