Mother Class Inspirasi Aceh Kunjungi Surabaya

Surabaya, eHealth. Wahana Visi Indonesia (WAVI) Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Dinas Kesehatan Kota Aceh Besar serta Dinas Kesehatan Aceh Barat hari Rabu (8/6) berkunjung ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Dinkes) dan Puskesmas Peneleh untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan Program Mother Class yang menjadi Inovasi Puskesmas Peneleh.

Ihwal kunjungan ke dua lokasi di Surabaya ini berawal dari WAVI Kota Jakarta yang secara tidak sengaja menemukan pelaksanaan program Mother Class yang ada di Puskesmas Peneleh lewat website Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Temuan tersebut kemudian menginsiprasi WAVI untuk menerapkan di daerah NAD pasca gempa dan tsunami. Akhirnya dengan cepat informasi tersebut langsung disampaikan kepada WAVI yang berada di Provinsi NAD.

Alhasil, informasi ini langsung direspon oleh pihak WAVI NAD. Maka bersama Dinkes Kota Aceh Besar dan Aceh Barat melakukan kunjungan ke Dinkes Kota Surabaya serta Puskesmas Peneleh yang terletak di Jl. Makam Peneleh No. 35 Surabaya.

Kunjungan ini dihadiri oleh 10 orang dari Aceh Besar dan Aceh Barat serta dua orang dari WAVI NAD. Kunjungan diterima langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty martiana Rachmie serta Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. Sri Setyani di Ruang Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dalam kesempatan ini, Program Manager WAVI Surabaya Thomas Arief Setyoso yang mendampingi kunjungan NAD mengungkapkan bahwa tujuan dari kunjungan tersebut untuk menggali pengalaman mengenai pengelolaan dalam meningkatkan status gizi anak di Surabaya melalui Posyandu.

Oleh karena itu, dr. Sri Setyani menjelaskan bahwa banyak program yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Salah satunya adalah program PMT (Pemberian Makanan Tambahan), Lomba Posyandu Smart & Healthy, Operasi Timbang dan dibukanya Posyandu Induk dengan TFC (Therapeutic Feeding Center). Namun dari program itu masing-masing Posyandu mempunyai inovasi sendiri untuk meningkatkan status gizi Balitanya. Salah satunya adalah Puskesmas Peneleh yang mempunyai program Mother Class.

Pelaksanaan Program Mother Class ini dilatarbelakangi untuk meningkatkan pelayanan gizi yang ada di Puskesmas Peneleh. Mother Class sebagai bentuk pendampingan kepada Balita dan keluarga Balita gizi kurang dan buruk. Selain itu juga untuk melengkapi program PMT pemulihan yang menjadi program Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dikatakan oleh Kepala Puskesmas Peneleh drg. Sri Kadarwati bahwa pelaksanaan Program Mother Class itu tidak bisa terlaksana tanpa ada campur tangan semua pihak dan bantuan dari berbagai elemen. Salah satunya adalah sebagai konsultan pelaksanaan program Mother Class adalah Prof. DR. Dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN dari Fakultas Kesehatan masyarakat Unair dan sumbangsih dana dari Program yang bersifat mendukung program pokok yang dikelola bersama oleh tim Puskesmas dan Lintas Sektor. Juga dari dana non APBN/APBD atau Suradana yakni dari CSR, Perusahaan, LSM dan Donatur. ”Salah satu bantuan dari LSM itu adalah Wahana Visi,” paparnya seraya tersenyum.

Dengan penjelasan tersebut, Masri Aulia dari WAVI NAD mengungkapkan bahwa Program Mother Class sangat menginspirasinya untuk didibawa ke Aceh karena Aceh sebetulnya sudah mempunyai Balai Posyandu khusus. Berbeda dengan Surabaya bahwa Posyandu menjadi satu dengan Balai RW, tetapi meski begitu pelaksanaannya sangat baik. ”Inilah yang sangat ingin kami contoh hubungan antar lintas sektornya sangat bagus sehingga mudah menarik perusahaan lain untuk ikut membantu kebutuhan masyarakat,” tukasnya kepada tim eHealth. (Ima)