Mengubah Sampah Menjadi Karya Indah

Surabaya, eHealth. Berbagai kerajinan yang terbuat dari sampah plastik tampak menghiasi salah satu meja yang telah disediakan. Kotak tisu yang terbuat dari bekas bungkus mie, taplak meja yang dirajut dari bekas sedotan, bunga yang dirangkai dari tas kresek, dan banyak lagi yang lainnya. Semua hasil kerajinan tersebut adalah buah karya dan inovasi yang dibuat oleh Posyandu Bougenvil 1 Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya.

Membuat kerajinan dari sampah plastik merupakan program unggulan Posyandu Bougenvil 1. Disini, pelatihan kepada kader Posyandu tidak hanya berupa penanganan terhadap Balita saja, namun juga diajarkan untuk berkreasi membuat kerajinan dari sampah plastik yang ada di sekitarnya. Dari tangan terampil para kader, sampah plastik yang hanya dipandang sebelah mata, kini menjadi kerajinan yang indah.

Ibu Mamik sebagai Ketua Posyandu Bougenvil 1 adalah aktor dibalik terobosan baru Posyandu ini. “Jadi ibu-ibu itu kita ajarkan bagaimana caranya membuat kerajinan dari bahan plastik mie, plastik deterjen, sedotan, botol air mineral menjadi kerajinan yang mempunyai nilai seni,” tukas Mamik. Namun, lanjutnya,  semuanya membutuhkan proses yang tidak instan, dibutuhkan waktu kurang lebih sebulan untuk membuat kreasi dari sampah sampah plastik.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sampah daur ulang inipun tidak susah, misalnya untuk membuat kotak tisu, bahan yang dipakai berupa bungkus mie instan atau kopi, jarum kasur dan benang wol. “Untuk pelatihan daur ulang ini kita juga panggilkan instruktur dari FMIPA Unesa,” ujarnya.

Selain program unggulan membuat kerajinan dari sampah plastik, dalam menyongsong Lomba Posyandu “Smart & Helathy”, Posyandu Bougenvil 1 juga melakukan berbagai evaluasi tentang pencatatan administrasi yang meliputi pencatatan kelahiran, ibu hamil, ibu sakit dan ibu meninggal. Menggalakkan sosialiasi tentang manfaat Posyandu, juga melakukan studi banding. Salah satunya melakukan studi banding ke Kampung Wisata Jambangan.

Lebih lanjut, wanita yang juga berprofesi sebagai dosen di STIE Perbanas itu berharap agar Posyandu Bougenvil 1 bisa membawa manfaat untuk masyarakat, terutama Balita di sekitarnya. “Jadi sambil mengawasi anak-anaknya bermain atau lihat sinetron, ibu-ibu bisa membuat sampah daur ulang ini, kalau sudah terkumpul dan mempunyai nilai ekonomis, bisa dijual untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga,” tutupnya. (dot)