KP- ASI, Bantu Para Ibu berikan ASI Eksklusif

Surabaya, eHealth. Saat ini kesadaran para ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya semakin memudar. Untuk menggugah kesadaran para ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya, Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengadakan Pelatihan bagi Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) bagi kader Kecamatan Wonokromo, Sememi dan Sawahan yang dihelat di masing-masing Pendopo Kecamatan Wonokromo, Sawahan dan Sememi di hari yang berbeda.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pemberian ASI Ekslusif dari ibu untuk bayi. KP-ASI ini juga bertujuan untuk membantu para ibu yang mengalami kesulitan saat memberikan ASI kepada bayinya.
Dalam pelatihan itu KP-ASI dilatih dan dibentuk untuk memberikan nasihat praktis kepada ibu hamil atau menyusui beserta keluarganya tentang perawatan payudara, teknik dan cara menyusui yang baik dan benar. Memberikan pengetahuan mengenai manfaat ASI dan menyusui secara ekslusif serta nasihat dan cara mengatasi permasalah waktu saat menyusui.
Para kader juga dilatih untuk memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya sehingga mampu menimbulkan rasa percaya diri pada ibu. Bertukar pengalaman dan berdiskusi, termasuk kunjungan rumah kepada ibu yang baru melahirkan terkait pemberian ASI.
KP-ASI di daerah masing mempunyai jumlah yg berbeda, Kecamatan Wonokromo mempunyai 63 kader KP-ASI, Kecamatan Sememi 67 Kader KP-ASI dan Kecamatan Sawahan terdapat 64 Kader KP-ASI.
Para kader ini mendapatkan materi yang luar biasa dari ahli gizi Luki Mulya Astutik dari Akademi Gizi Surabaya yang memaparkan pentingnya seribu hari pertama kehidupan. Ia menjelaskan penting artinya seribu hari kehidupan saat dalam kandungan 9 bulan (270 hari) dan saat berusia 2 tahun (730 hari). Dalam masa seribu hari pertama kehidupan anak harus mendapatkan gizi terbaiknya yaitu ASI.
Mereka juga ditunjukkan secara gamblang kandungan susu formula dan ASI yang jauh lebih baik baik. ”ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, untuk itu penuhi hak anak susui mereka sampai dia berusia dua tahun,” paparnya.
Lanjut ia jelaskan bahwa masa sejak janin dalam kandungan sampai usia Balita sering disebut “window of opportunities” atau masa emas atau sering juga disebut periode kritis. Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan bahwa terjadi proses pertumbuhan yang tidak ditemui pada kelompok usia lainnya.
Ia juga menjelakan bahwa 90% pertumbuhan otak manusia terjadi sejak janin sampai sebelum anak berusia lima tahun, bahkan 70% pertumbuhan otak terjadi dibawah usia dua tahun. Ini artinya, bila terjadi gangguan pertumbuhan pada masa tersebut sehingga pertumbuhan otak tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka pertumbuhan tidak bisa dikejar pada periode berikutnya, walaupun kebutuhan gizinya dipenuhi. Jadi anak tetap akan mengalami gangguan pertumbuhan otak. Oleh karena itu, pembangunan SDM harus dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai dengan usia Balita.
Dengan penjelasan tersebut, diharapkan para kader tersebut bisa memberikan edukasi pada ibu muda yang kerap lebih memilih cara instan dengan membeli susu formula daripada menyusui langsung. Sama halnya, mereka (ibu muda) lebih mementingkan pekerjaan daripada menyimpan ASI. (Ima)