Jangan Digaruk Jika Muncul Bercak Merah Pada Kulit

Surabaya, eHealth. Cacar air adalah penyakit menular yang akut. Sasaran utamanya adalah anak-anak dan penyebabnya adalah virus varisella-zoster. Penyakit ini ditandai oleh peradangan pada kulit dalam bentuk gelembung-gelembung tembus pandang yang muncul berkelompok-kelompok pada bagian tubuh.

Penderita cacar air menularkan penyakitnya ke orang lain melalui droplet atau partikel cairan yang dikeluarkan dari mulut pada waktu bersin, batuk, atau berbicara yang mengandung kuman penyakit, yaitu virus Varicella-zoster yang masuk ke tubuh orang sehat.  Melalui kontak langsung, bersentuhan dengan penderita.

Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak diri dan menyebar ke jaringan setempat melalui aliran darah dan aliran getah bening. Virus memperbanyak diri kembali hingga virus menyebar ke seluruh tubuh dan terutama mencapai kulit dan selaput lendir.

Penularan juga melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.

Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Gejala cacar air biasanya baru timbul sekitar 15 hari setelah terjadi infeksi virus Varisela Zoster. Awalnya gejala penyakit cacar air yang terjadi adalah bercak merah yang akan terasa sangat gatal seperti di gigit serangga, suhu badan meningkat, rasa lemas, serta pegal yang terjadi di seluruh badan.

Kemudian bercak merah pertama kali muncul di kepala, kemudian menyebar ke badan lalu tangan serta kaki. Bercak merah yang timbul segera berubah menjadi gelembung kecil yang berisi air di seluruh tubuh. Dalam beberapa hari, bercak merah baru akan terus keluar, sedangkan gelembung cacar akan pecah dalam waktu sekitar 1 hari, sehingga seringkali ditemukan bercak merah, gelembung cacar air dan bekas gelembung yang sudah pecah ada secara bersamaan.

Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.

Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit, biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka, yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina.

Pengobatan untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen yang mengandung mentol atau fenol Untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi bakteri. Dalam kondsi ini sebaiknya menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).

Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan Aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asiklovir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam waktu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.

Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki rIsiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. (Ima)

 

Sumber : Buku Pedoman Imunisasi/ Berbagai Sumber