Endorestorasi Gigi Gantikan Sistem Tambal dan Cabut Gigi

Surabaya, eHealth. Paguyuban Dokter Gigi Dinas Kesehatan Kota Surabaya terus meningkatkan kualitas dokter gigi dalam pelayanan kesehatan gigi untuk masyarakat. Peningkatan tersebut berupa menggelar Seminar Sehari Dokter Gigi Dinas Kesehatan Kota Surabaya, hari Minggu (19/6). Seminar sehari ini diharapkan dapat menambah wawasan para dokter gigi, khususnya di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui Puskesmasnya.

Seminar yang bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Surabaya yang dihadiri sebanyak 70 peserta dokter gigi yang bernaung di Paguyuban Dokter Gigi Dinkes Kota Surabaya. Materi seminar diawali oleh narasumber dari Dian Agustin W, drg.,SpKG dari PDGI yang mengusung tema ”Daily Dental Case and Emergency Endorestorasi.” drg. Dian mengatakan, secara sederhana endorestorasi bisa dikatakan perbaikan kembali gigi yang patah maupun rusak. Ia pun mengambil contoh kasus yang terjadi pada pasiennya yang gigi depannya patah hingga sepertiga bagian. Melalui cara, bahan yang baik, serta teknik yang benar, dokter gigi yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mampu me-restorasi gigi depan pasien dengan baik, hampir mirip dengan aslinya.

Ia juga memaparkan, paradigma yang sudah lama sebaiknya ditinggalkan saja, seperti cabut tambal gigi pasien yang dulu kerap dilakukan oleh dokter gigi. Dokter gigi sekarang, terutama di Puskesmas diharapkan mampu update and update, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya. ”Kalau dokter gigi sendiri sendiri tidak mau update, bisa-bisa ketinggalan jaman,” jelas drg. Dian.

”Saya tadi tanya, biasanya bahan (alat kedokteran gigi) yang dipakai Dinkes apa, ternyata bahannya juga bagus, sayang kalau tidak dimanfaatkan,” tukasnya. Apabila pemanfaatan dibarengi dengan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan yang lebih up to date lagi, maka banyak hal yang bisa dikerjakan oleh dokter gigi. ”Seperti tadi, saya tampilkan restorasi kasus sepertiga bagian gigi depan yang patah. Agar paradigma tambal maupun dicabut bisa dirubah,” katanya. “Kalau sekarang jangan sampai dicabut,” tukas drg. Dian saat ditemui tim eHealth seusai memberikan materi seminar.

Ada beberapa langkah dalam endorestorasi gigi yang perlu dilakukan yakni membongkar atau membersihkan tambalan lama, memastikan vitalitas gigi, melakukan tumpatan ulang, dan melakukan PSA. Untuk mencapai hasil maksimal yakni tegakkan pemilihan restorasi yang tepat serta men-direct atau pemilihan komposit yang tepat dengan pemilihan warna yang tepat pula.

Pemilihan warnanya pun ada beberapa macam, yaitu translucent warnanya transparan inisal edge, enamel shade lebih transparan dibanding dentin shade, body shade one stop tumpatan serta dentin shade atau masking agent.

Proses restorasi gigi ini sangat cepat. Bisa si pasien datang langsung dan dikerjakan hingga selesai, ketahanan giginya pun cukup lama, sampai 5 tahun pun masih bisa bertahan. Kasus gigi patah atau rusak ini mencapai 10 persen dari total kasus permasalahan kesehatan gigi di Indonesia. Kebanyakan kasus ini dialami oleh anak-anak yang kerap sekali jatuh saat bermain. ”Yang memprihatinkan, penyebab utama kasus ini di Indonesia bukan karena kecelakaan, namun rusak akibat kuman atau mikro organisme,” tukas drg. Dian.(Ian)