Bersama Membangun Surabaya Sehat Berbasis Masyarakat
Surabaya, eHealth. “Sehat dimulai dari diri sendiri” itulah hal utama yang harus diharus dimiliki oleh kader, yang berperan sebagai ujung tombak untuk merubah pemahaman dan perilaku kehidupan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Dimana perubahan perilaku masyarakat ini sebagai modal mengantarkan cita-cita bersama yakni “Surabaya Menuju Kota Sehat.”
Pernyataan ini disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Prof. dr. Zainuddin Maliki saat menjadi narasumber dalam talkshow kesehatan dengan tema “Surabaya Menuju Kota Sehat” yang dihelat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya bertempat di Atrium ITC Mega Grosir, hari Kamis (27/7).
Dalam talkshow ini menghadirkan lima narasumber dari berbagai disiplin ilmu, antara lain Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Prof. dr. Zainuddin Maliki, Pakar Tata Kota dan juga dosen Statistika ITS Drs. Kresnayana Yahya, MSc, Kabid Pengujian dan Pengawasan dan Pengendalian Dinas PU, Bina marga dan Pematusan Kota Surabaya Ridlo Nur Wahab, ST, MK III, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie, dan sebagai moderator Cak Priyo Aljabar.
Di depan ratusan undangan yang mayoritas sebagai kader Posyandu dan kader Toga, Prof. Zainuddin menghimbau agar mampu mengajarkan dan mengajak kepada seluruh warganya untuk hidup sehat dimulai dari hal yang terkecil, seperti membuang sampah jangan di sembarang tempat.
“Ibu dan bapak diharapkan menjadi kader yang bisa mengajak dan menyadarkan kepada warganya untuk membuang sampah pada tempatnya,” kata Prof. Zainuddin.
Dengan gaya bahasa yang santai, ia membandingkan warga Surabaya dengan warga dari negara Singapura. Menurutnya, memang ada kesamaan antara warga Surabaya dengan warga Singapura dalam hal membuang sampah yang sama-sama pada tempatnya. Yang sedikit membedakan adalah jenis tempatnya.
“Kalau warga Singapura membuang sampah pada tempatnya, tapi warga Surabaya membuang sampah tempatnya dimana-mana,” tukas Prof. Zainuddin menyentil kebiasaan masyarakat Surabaya.
Ia berpesan kepada kader yang hadir agar pembelajaran membuang sampah pada tempatnya harus dimulai dari diri sendiri. Hal sekecil apapun, sampah yang kita bawa merupakan bagian dari kesadaran dan rasa tanggung jawab kita untuk membuang pada tempatnya.
“Mari dimulai ketika saat ini, kotak bekas makanan harap dibuang di tempatnya. Jadi siapa yang berbuat, harus berani bertanggung jawab,” ujarnya seraya menunjuk kotak makanan yang dibawa undangan yang hadir.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, pakar tata kota Drs. Kresnayana Yahya, MSc menambahkan, jika perilaku sehat ini telah terwujud, maka ada sesuatu yang harus mendukung agar memunculkan potensi masyarakat yang sehat. Dukungan tersebut antara lain pertama, tempat pasarnya harus sehat, kedua, lingkungan rumah harus sehat, jangan sampai selokannya mampet dan tidak ada pematusannya, ketiga dapur harus bersih serta tahu bagaimana cara mengelola makanan yang baik.
Menurut dosen statistik di Institut Teknologi 10 November ini, ada satu perilaku yang sulit dirubah bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia, yakni pikiran yang tidak sehat seperti senang berburuk sangka.
“Lebih mudah menangani pasien yang terkena bakteri daripada menangani pasien yang terkena penyakit pikiran, laiknya orang sombong, dengki, dan selalu ‘ngerasani’,” tukas pria yang meraih gelar master di University of Wisconsin, Amerika Serikat ini.
Jadi, lanjutnya, semakin bersosialisasi dan bekerjasama antar individu maupun kelompok, dibarengi pikiran yang positif, maka pola pikiran sehat pun dapat terpenuhi. Hal ini bukanlah suatu wacana, melainkan menjadi ilmu yang harus ditularkan kepada generasi selanjutnya.
Masih di tempat yang sama, Kabid Pengujian dan Pengawasan dan Pengendalian Dinas PU, Bina marga dan Pematusan Kota Surabaya Ridlo Nur Wahab, ST, MK III sangat berharap kepada kader-kader Posyandu untuk membantu memberikan wawasan kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan. Pasalnya, Dinas PU, Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya di tahun 2011 ini menggalakkan program pemeliharaan saluran. “Sebetulnya sudah banyak usaha yang kami lakukan, namun masih banyak orang yang membuang sampah seenaknya (di saluran air),” ujar Ridlo.
Dari sinilah, ia meminta para kader untuk bisa menularkan pengalamannya ke masyarakat lain betapa pentingnya menghargai sesama dengan tidak membuang sampah yang berpengaruh pada kesehatan di lingkungan sekitanya.
Drs. Kresnayana Yahya, Msc sedikit menambahkan, dikatakan kota sehat, bukan masalah penambahan sarana dan prasana kesehatan. Tetapi ada kesepakatan bersama mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan pada masyarakat.
Dari talkshow ini, seluruh narasumber berkesimpulan bahwa semua lapisan masyarakat, baik itu yang duduk di pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya sepakat untuk mampu menjalani perilaku sehat dengan menjaga lingkungan sekitar dan membangun Surabaya sehat berbasis masyarakat, dimana pemerintah yang memfasilitasi.(Ian)