Belajar Terkait Inovasi Yang Dilakukan Pemkot Surabaya
Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya kembali didatangi oleh daerah lain untuk menimba ilmu. Kali ini rombongan dari Komisi I dan II DPRD Kota Blitar berkunjung ke Dinkes Kota Surabaya, hari Selasa, (09/08/2016) untuk bertukar pikiran mengenai inovasi kualitas layanan public yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya secara umum dan juga inovasi dari Dinkes Kota Surabaya secara khusus.
Dalam kunjungan yang membawa 32 peserta DPRD Kota Blitar ini diterima oleh Kepala Seksi Diklat SDM Kesehatan Hariyanto, SKM, M.Si dan juga Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinkes Kota Surabaya drg. Primayanti.
Dalam paparannya, Hariyanto menerangkan berbagai macam inovasi yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Surabaya, salah satunya adalah EKios.
Ekios adalah sebuah sebutan untuk kios layanan publik yang bentuknya seperti mesin ATM yang dilengkapi dengan layar sentuh yang bertujuan untuk memudahkan warga Surabaya dalam mengakses layanan publik di kota pahlawan ini. EKios sendiri ditempatkan di kantor milik Pemkot Surabaya, seperti kelurahan, kecamatan dan juga Puskesmas.
Ada tiga aplikasi layanan publik yang disediakan Pemkot Surabaya untuk warganya yang terdapat di EKios. Aplikasi yang pertama adalah aplikasi eLampid (Kelahiran,Kematian, Pindah dan Datang) milik Dispendukcapil yakni sebuah aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan warga dalam mengurus akta kelahiran, kematian, maupun surat pindah dan datang ke Surabaya secara online.
Yang kedua adalah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Online yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dan yang ketiga adalah aplikasi eHealth yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, yakni sebagai layanan kesehatan online yang bertujuan untuk memudahkan pasien dalam mendaftar Puskesmas dan Rumah Sakit milik Pemkot.
Hariyanto menuturkan, aplikasi eHealth yang dikelola oleh Dinkes Kota Surabaya memang bertujuan untuk memudahkan pasien warga Kota Surabaya dalam mengakses layanan Puskesmas maupun Rumah Sakit milik Pemkot Surabaya yang hanya cukup membawa eKTP, mempercepat sistem rujukan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien berdasarkan resume medik pasien yang dirujuk, memudahkan pendaftaran pasien dan juga mengurangi waktu antri di Puskesmas.
Dalam mengaplikasikan inovasi ini, Dinkes Kota Surabaya tidak bekerja sendirian, melainkan hasil dari kerjasama lintas sektor. Seperti data kependudukan pasien yang terintegrasi dengan Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil serta Dinas Komunikasi dan Informatika untuk pengadaan jaringan internetnya.
Lebih lanjut Hariyanto katakan bahwa aplikasi ini diimplementasikan ke 63 Puskesmas yang ada di Kota Surabaya dan juga dua RS milik Pemkot, yakni RSUD Dr. Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada.
Di akhir kunjungan, anggota DPRD Kota Blitar memberikan cinderamata kepada Dinkes Kota Surabaya berupa miniatur Presiden Pertama RI Ir. Soekarno saat duduk. Memang, Kota Blitar identik dengan Soekarno karena disinilah presiden pertama ini dimakamkan. (And)