Anggaran PMT Lansia Meningkat Empat Kali

Surabaya, eHealth. Meski anggaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Lanjut Usia (Lansia) Kota Surabaya di tahun 2011 ini masih belum digedok oleh DPRD, namun Dinas Kesehatan Kota Surabaya berusaha untuk tetap mencarikan solusi mengenai pelaksanaan PMT Lansia yang seharusnya pada bulan ini telah berlangsung.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie saat memberikan arahan kepada puluhan undangan dalam pertemuan yang membahas PMT bagi Lansia di Kota Surabaya Tahun 2011, bertempat di Graha Arya Satya Husada, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, hari Senin (17/1).

Kadinkes mengatakan, di tahun ini anggaran untuk Lansia berbasis kinerja, dimana dari awal harus menyampaikan sedetail-detailnya mengenai jumlah kader Lansia, Posyandu Lansia, dan Lansia itu sendiri agar bisa dilaksanakan sesuai kebutuhan anggaran yang ada.

“Jadi jika misalkan data yang masuk (ke Dinas Kesehatan, Red) sejumlah 42.000 Lansia dan 300 Posyandu Lansia, maka kita alokasikan dana sebesar jumlah tersebut. Nah, jika di tengah tahun terdapat penambahan Posyandu ataupun Lansia, maka (penambahan) itu akan dianggarkan pada tahun berikutnya,” tukas dr. Esty.

Hal ini, lanjut orang nomor satu di jajaran Dinkes Kota Surabaya ini, berdasarkan pengalaman tahun 2010 terdapat data yang masuk sebesar 42.000 Lansia dan 300-an Posyandu Lansia. Namun pada perkembangannya banyak sekali Posyandu yang baru mendaftarkan diri, sehingga mau tidak mau Posyandu yang baru ini dimasukkan ke anggaran tahun berikutnya. “Karena anggaran yang ada hanya untuk yang telah terdaftar saja,” ujarnya.

Mengantisipasi kejadian yang terulang, diharapkan semua Puskesmas telah memasukkan data Posyandu Lansia secara lengkap. Hal ini agar tidak ada lagi data susulan yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan PMT Lansia itu sendiri.

Disamping itu, mulai tahun 2011 ini, ada sedikit angin segar bagi para Lansia di kota pahlawan ini. Pasalnya, anggaran PMT Lansia untuk tahun ini meningkat 400% dibandingkan anggaran tahun 2010 lalu. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya dr. Sri Setiyani saat ditemui tim eHealth seusai pertemuan berlangsung. Ia mengatakan, penambahan jumlah anggaran tersebut berbentuk penambahan frekuensi PMT yang semula satu kali sebulan dan kini meningkat menjadi empat kali dalam sebulan.

“Anggaran PMT per Lansia masih sama seperti tahun kemarin, yakni Rp. 5.000 per Lansia. Namun, frekuensinya bertambah dari sekali menjadi empat kali dalam sebulan,” tutur dr. Sri.

Wanita alumnus FK Unair ini juga menambahkan, Dinkes Kota Surabaya juga memberi kebebasan waktu pelaksanaan PMT Lansia di masing-masing Posyandu, asalkan dalam sebulan terdapat empat kali pelaksanaan PMT. “Jadi tidak harus seminggu sekali waktu PMT nya, bisa dikondisikan dengan masing-masing wilayah (Posyandu Lansianya, Red). Bisa juga digabung dengan acara Lansia lainnya, seperti acara senam Lansia, pengajian, dan lainnya,” imbuh dr. Sri.

Berdasarkan data yang diterima oleh Dinkes Kota Surabaya, saat ini jumlah Lansia serta Posyandu Lansia di Kota Surabaya mencapai 46.577 Lansia dan 415 Posyandu Lansia, meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang “hanya” sebesar 42.000 Lansia dan 300-an Posyandu. “Nah, dari sini bisa dilihat indikator bahwa Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Surabaya semakin meningkat. Oleh karena itu, kebutuhan untuk itu juga semakin bertambah.”

Dokter berkerudung inipun menjelaskan, yang berhak mendapatkan PMT ini adalah mereka yang termasuk kategori Lansia (diatas 60 tahun) maupun Pra Lansia (antara 50-60 tahun) dan masuk ke dalam Posyandu binaan Puskesmas di Kota Surabaya. “Jadi bagi mereka (Lansia) yang tidak masuk ke dalam Posyandu binaan Puskesmas, kami (Dinkes Kota Surabaya, Red) tidak bisa menganggarkan PMT Lansia,” ujarnya.

Adapun persyaratan pendirian Posyandu Lansia di masing-masing wilayah sebenarnya sangat mudah. Syarat tersebut yakni memiliki anggota Lansia minimal 30 orang, berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut, berkoordinasi juga dengan pihak kelurahan agar mendapatkan Surat Keputusan Posyandu Lansia. “Yang terpenting harus punya kader yang mau mengurusi Posyandu Lansianya. Karena kalau tanpa kader, siapa yang bertanggung jawab atas keberadaan Posyandu tersebut,” tutur Kabid Yankes ini seraya tersenyum. (And)