Kreatif Olah barang Bekas Jadi Benda Seni Berharga

Surabaya, eHealth. Setelah bulan April dan Mei memasuki masa peninjauan, kini di awal bulan Juni babak penyisihan Lomba Posyandu Smart & Healthy Tahun 2011 kembali dilanjutkan. Kali ini, Posyandu Bougenville 1 RT 7/RW 7 Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto yang dinilai oleh tim juri.

Dalam penilaian kali ini, yang patut diacungi jempol dari Posyandu Bougenville 1 yakni meski terletak di kawasan padat penduduk yang mayoritas sebagai pendatang, namun tidak satupun ditemukan Balita yang mengalami gizi buruk. Faktor ini disebabkan beragam upaya yang dilakukan para kader Posyandu yang setia memberikan penyuluhan dan pendampingan, baik itu secara langsung di Posyandu maupun dari rumah ke rumah.

Tidak hanya berhenti di sini saja, kader Posyandu Bougenville juga ingin menunjukkan bahwa Posyandunya pantas untuk mendapatkan juara. Mereka terus menciptakan inovasi dan kreasi seperti penanaman Toga, pengolahan bahan bekas menjadi barang yang memiliki nilai seni yang berupa handycraft. Kerajinan ini seperti vas bunga, tas, dan lain-lain. Selain itu juga membina PAUD sebagai aktivitas sehari-hari sampai membuat PMT yang enak dan sehat agar merangsang ibu-ibu untuk datang ke Posyandu.

Keantusiasan warga Lebak, khususnya yang berada di RT 1, 2, dan 3 dalam Lomba Posyandu Smart & Healthy sangat tinggi dengan hadir langsung dalam penilaian ini. Proses penjurian Lomba Posyandu ini meliputi kelengkapan dan ketelitian kader dalam mengelola administrasi, bagaimana pengetahuan para kader mengenai cara menimbang serta menangani Balita yang mengalami penurunan berat badan. “Disini kader akan dilihat cara penanaganan yang benar ketika ada Balita dengan BGM,” tukas pembina Posyandu Bougenville 1 Retno Amborowati.

Ia mengaku awalnya sulit untuk menggerakkan warga agar memeriksakan Balitanya ke Posyandu. Kader Posyandu yang lain Lusidawati menambahkan bahwa dulu para suami masih cenderung tidak percaya pada penanganan Posyandu. Ibu paruh baya ini bersama kader yang lain pun tetap gigih memperjuangkan keberadaan Posyandunya. “Daripada berobat di swasta, mending Balitanya dibawa ke Posyandu, sudah sehat murah lagi,” tukas Lusidawati seraya tersenyum.(Ian)