Pentingnya PKPR Untuk Mengakomodasi Kebutuhan Remaja

Surabaya, eHealth. Remaja dengan rentang usia 10-19 tahun merupakan kelompok tersendiri yang berada pada periode transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Di masa ini merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun sosial. Untuk menanggulangi berbagai permasalahan yang terjadi pada saat remaja, Kementerian Kesehatan RI menggelar Lokakarya Pengembangan Model Intervensi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kota Surabaya Tahun 2011, yang diadakan di D’Season Hotel, hari Rabu (14/9).

Menurut drg. Ch. M. Kristanti, M.Kes, dari Kementerian Kesehatan RI saat memberikan materi mengenai Presentasi Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja Kota Surabaya, Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja memiliki sifat khas yang sama yaitu rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil risiko atas perbuatannya tanpa didahului pertimbangan yang matang.

Selain itu, dari segi fisik yakni menurunnya umur awal menstruasi dan meningkatnya usia nikah yang memperpanjang periode masa seksual aktif sebelum menikah yang meningkatkan risiko kesehatan reproduksi seperti seks pra nikah, hamil pada remaja, hamil sebelum nikah, perkosaan, hingga tertularnya Infeksi Menular Seksual. Dari segi budaya dan lingkungan adanya perubahan nilai sehubungan dengan meningkatnya urbanisasi, keterpaparan terhadap budaya luar, mass media dan lainnya.

Dari berbagai faktor tersebut, tukas drg. Kristanti, seringkali mereka jatuh kedalam perilaku berisiko dan mungkin menanggung akibat lanjutnya dalam bentuk berbagai permasalahan kesehatan fisik dan psikososial.

Secara fisik, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja berisiko menimbulkan berbagai masalah, antara lain risiko melahirkan bayi prematur, lahir mati, berat badan lahir rendah, serta komplikasi persalinan. Sementara, penggunaan kontrasepsi bagi remaja belum menikah untuk mencegah kehamilan dilarang menurut Undang-Undang.

Berdasarkan Survei Perilaku Kesehatan Remaja di Kota Surabaya yang dilakukan oleh tim Kementerian Kesehatan Tahun 2009, dilaporkan 21% remaja di Surabaya memiliki orang tua tunggal, baik cerai hidup atau cerai mati, 18% remaja pernah mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), 30% remaja menyatakan pernah mengalami pelecehan/perlakuan tidak baik dalam 12 bulan terakhir, pelecehan itu meliputi dipukul, diolok-olok, dilecehkan berkaitan dengan seks, dikucilkan, ataupun diolok-olok berkaitan dengan wajah.

Selain itu, dalam lanjutan penelitiannya, sebanyak 6% remaja pernah ke diskotik/pub/klub malam, dan 1% pernah merasakan pengapnya penjara. Mengenai perilaku remaja perokok, 39,7% remaja laki-laki merupakan perokok, 1,2% perokok perempuan dan 44% remaja mengkonsumsi minuman beralkohol dalam sebulan terakhir. Hanya 20,3% remaja yang pernah mendengar tentang wadah/tempat memperoleh informasi dan konsultasi tentang kesehatan reproduksi remaja.

Dari data tersebut diatas, drg. Kristanti mengatakan, semua remaja, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak atas informasi dan akses ke pelayanan reproduksi yang aman, termasuk pelayanan kontrasepsi. Sedangkan pelayanan yang cocok untuk remaja adalah yang berorientasi pada prinsip hak-hak anak yaitu non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi remaja, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, serta penghargaan pendapat remaja.

Oleh karena itu, saat ini di beberapa Puskesmas di Kota Surabaya telah memiliki unit yang berbasis kepada pelayanan remaja yang disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKPR). PKPR merupakan pelayanan yang memenuhi hak remaja, mengakomodasi semua segmen remaja yang beragam, termasuk kelompok yang rapuh/rawan. Selain itu juga tidak membatasi etnik, status, kecacatan, serta menjamin privasi dan kerahasiaan.

Dalam lokakarya ini dihadiri oleh beberapa lintas sektor, seperti Dinkes Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, LSM, hingga tokoh agama dan masyarakat serta komite sekolah. Beberapa Puskesmas yang memiliki PKPR juga tampak hadir didalam lokakarya ini, yakni Puskesmas Peneleh dan Puskesmas Jagir.

Drg. Kristanti menambahkan, lokakarya ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari pelaksana program PKPR tentang aktivitas dan cakupan layanan PKPR di Kota Surabaya serta mendapatkan informasi dari remaja tentang pelayanan yang diinginkan.(And/Fit/Jul)