Utamakan Safety dalam Pelayanan Puskesmas
Surabaya, eHealth. Untuk ke-4 kalinya Puskesmas Jemursari melakukan audit eksternal untuk melihat apakah mereka masih berhak menyandang gelar Puskesmas bersertifikasi internasional. Melibatkan tim juri dari Worldwide Quality Assurance (WQA), semua staf Puskesmas tampak semangat mengikuti jalannya proses audit.
Tim juri surveillans yang diadakan hari Senin (5/10) ini beranggotakan Rohaya, M.Kes, SE, dr. Dzulkifli Mahmud, M.Kes, dan Dedi Prasetyo.
“Tujuan dari audit ISO ini salah satunya untuk melihat apakah kita masih konsisten dalam melayani masyarakat sesuai dengan sistem manajemen mutu,” kata Kadinkes Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie dalam sambutannya di open meeting surveilans audit eksternal ISO 9001:2008. “Tidak hanya dalam pekerjaan; namun juga melatih diri kita untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.”
dr. Dzulkifli menjelaskan, tahapan audit yang akan dijalani meliputi bincang-bincang, observasi, dan melihat dokumen-dokumen. “Ciri suatu organisasi yang maju adalah yang mampu mengelola dokumen dengan baik,” katanya.
Salah satu isu yang harus diperhatikan dalam peningkatan pelayanan kesehatan akhir-akhir ini adalah mengedepankan pelayanan yang memuaskan namun tidak melupakan safety atau keamanan. “Apa artinya pasien sembuh tapi petugas kesehatannya tertular penyakit?” tanyanya secara retoris.
Salah satu juri, Rohaya, mengunjungi Posyandu Mawar 1 RW III Kelurahan Jemur Wonosari. Ia memberikan masukan-masukan seputar Instruksi Kerja (IK) yang harus dilengkapi di Posyandu yang buka setiap hari Kamis minggu ke-2 ini. Saran-saran itu antara lain pembuatan IK pertumbuhan atau pemantauan berat badan Balita, IK pemberian oralit, dan perbaikan IK untuk meja 2. “IK harus ada untuk semua kegiatan di Posyandu,” jelasnya.
Saat close meeting, Rohaya menutup acara audit sore itu dengan menyatakan bahwa Puskesmas Jemursari masih layak menyandang predikat ISO 9001:2008 dikarenakan dr. Dzulkifli hanya menemukan satu temuan minor, itu pun bukan kesalahan milik Puskesmas, namun Dinkes Kota Surabaya yang tidak melengkapi persediaan reagen.
dr. Kartika yang mewakili Dinkes Kota Surabaya menyatakan permohonan maafnya atas kesalahan pihak Dinkes Kota Surabaya yang menyebabkan ditemukannya temuan minor. “Pemeriksa barang sudah kami instruksikan tentang keterbatasan reagen ini, dan kami harap tidak ada pelayanan yang diskontinu. Semoga seluruh staf tidak patah semangat,” tutupnya.(Fns)