Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Apresiasi Aplikasi e-Health di Puskesmas

Apresiasi Aplikasi e-Health di Puskesmas

Surabaya, eHealth. Di sela-sela kegiatannya di Surabaya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi menyempatkan diri melakukan inspeksi mendadak (sidak). Kali ini yang menjadi sasaran adalah Puskesmas Ketabang. Seperti dilansir www.surabaya.go.id, rombongan Menteri Yuddy tiba di Puskesmas Ketabang sekitar pukul 13.00 

Menkes: Jika Masyarakat Sehat, Ekonomi Sejahtera

Menkes: Jika Masyarakat Sehat, Ekonomi Sejahtera

Surabaya, eHealth. Puskesmas Dupak mendapat tamu istimewa. Pada hari kamis (6/11/2014), Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) berkunjung ke Puskesmas yang beralamat di Jl. Dupak Bangunsari Gg. Poliklinik No. 6 Surabaya ini. Dalam kunjungan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Menkes yang akrab disapa dr. Nila diajak berkeliling untuk melihat pelayanan dan fasilitas kesehatan yang terdapat di dalam Puskesmas Dupak.

IMG_4469eSetiba di Puskesmas Dupak dengan didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya drg. Febria Rachmanita dan juga Kepala Puskesmas Dupak dr. Nurul Lailah, Menteri Kesehatan yang akrab disapa dr. Nila langsung berkeliling melihat fasilitas dan pelayanan yang terdapat di Puskesmas, diantaranya adalah loket, poli umum, poli gigi, poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), apotek, hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang ada di Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Dupak Bangunrejo Gg. Poliklinik No. 6 Surabaya ini.

Saat di IGD, dr. Nila bertemu dengan salah seorang pasien bernama Rizky yang berusia delapan bulan. Dengan infus yang menempel di kaki, Rizky didiagnosa menderita diare. “Ini siapa Ibunya?” tanya dr. Nila saat menanyakan neneknya yang menggendong Rizky. “Saya ibunya,” sahut seorang ibu muda yang memperkenalkan diri bernama Tia yang berusia baru 18 tahun.

Meski masih berusia muda, Tia sudah mengandung anak kedua. Saat ini masih menginjak usia kehamilan tiga bulan. Ia mengaku menikah muda sebelum lulus dari sebuah SMK di Surabaya. Mendengar hal tersebut, dr. Nila lantas memberikan beberapa nasihat kepada Tia. “Jangan lupa beri asupan gizi yang cukup ya (baik kepada Rizky maupun janin yang dikandungnya, red). Setelah melahirkan, jangan lupa ikut KB, biar bisa mengurusi anak-anak dengan baik,” ujarnya saat mendengar Tia yang tidak memberikan ASI lagi kepada Rizky karena ia hamil lagi.

Selain ruang IGD, Menkes yang sebelumnya merupakan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini naik menuju lantai dua Puskesmas untuk meninjau ruang bersalin, serta Theurapetic Feeding Centre (TFC) atau Pusat Pemulihan Gizi Buruk. Saat berada di TFC, dr.Nila bertemu dengan kakak beradik pasien anak gizi buruk yang menjalani tahap pemulihan yang ditemani oleh ibunya.

Dr. Nurul Lailah menjelaskan perihal kondisi kedua pasien tersebut yang juga menjadi “perhatian khusus” Puskesmas. Ibunya merupakan HIV positif yang tertular dari suami pertama yang telah meninggal. Anaknya yang pertama yang berusia sekitar 3 tahun juga tertular dari ibunya. Mendengar hal tersebut, Puskesmas Dupak langsung melakukan intervensi terhadap kehamilan anaknya yang kedua dari pernikahannya yang kedua. Akhirnya dengan penanganan khusus dari Puskesmas Dupak mulai dari usia kehamilan bulan kedua hingga melahirkan, akhirnya anak kedua HIV negatif.

Mendengar cerita tersebut, dr. Nila pun mengapresiasi langkah yang diberikan oleh Puskesmas Dupak dalam memberikan perhatian lebih kepada warganya.

Menkes berpesan bahwa paradigma masyarakat mengenai kesehatan harus dirubah. Masyarakat diharapkan mengerti tentang artinya kesehatan. Dan pihaknya akan melakukan semua cara agar masyarakat menjadi lebih sehat.

“Jika masyarakat sehat, maka masyarakat akan pandai. Jika masyarakat pandai, maka ekonomi masyarakat akan sejahtera,” ujar wanita yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini.

Setelah selesai mengunjungi poli-poli dan berinteraksi dengan pasien di Puskesmas Dupak, Menkes RI dan rombongannya melanjutkan kunjungan ke Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Puspa Hati di Kelurahan Nginden Jangkungan, Sukolilo.

Di tempat tersebut, Menkes merasa senang dengan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang diberikan oleh ibu-ibu kader posyandu. Menkes mengaku salut dengan perjuangan para kader yang tidak hanya memberikan penyuluhan tentang kesehatan, namun juga memberi pendidikan kepada anak-anak di wilayah itu.

“Selain menyentuh anak-anak, tempat ini (PAUD) juga diikuti oleh orangtua. Sehingga orangtua pun bisa belajar. PAUD dan Posyandu ini bagus, harus diangkat.” Tutup wanita kelahiran Jakarta 65 Tahun lalu. (Dot/And)