Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Temuan Minor Sebagai Pemicu Kembali Semangat ber-ISO

Temuan Minor Sebagai Pemicu Kembali Semangat ber-ISO

Surabaya, eHealth. Teman minor bukanlah akhir dari segalanya dalam audit ISO 9001:2008. Justru dari temuan itulah, sebuah institusi dapat berbenah diri dan cepat bangkit menuju ke taraf yang lebih baik lagi. Faktor ini pula yang dialami oleh Puskesmas Kalirungkut saat menjalani surveilans audit eksternal ISO 

Babak Baru Puskesmas Peneleh Sandang Sertifikat ISO 9001:2008

Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Surabaya. Salah satunya adalah memperbaiki mutu pelayanan Puskesmas agar semakin baik dengan bersertifikasi ISO 9001:2008. Dan pada hari Kamis (17/11), Puskesmas Peneleh menjalani audit untuk mendapat sertifikasi ISO 9001:2008. Memasuki 

Puskesmas Banyu Urip Akhirnya Naik Ke Level 4

Surabaya, eHealth. Hari Kamis, (1011) Puskesmas Banyu Urip kembali menjalani surveilans audit eksternal ISO 9001:2008 untuk yang keempat kalinya. Namun audit kali ini terasa spesial, sebab apabila “lulus,” maka level Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Banyu Urip Kidul 6/8 Surabaya akan naik ke tingkat 4, yang berarti Puskesmas Banyu Urip telah menerapkan standar mutu internasional dalam pelayanannya kepada masyarakat.

Audit kali ini membawa tim auditor dari WQA (Worldwide Quality Assurance) yang terdiri dari dr.Harry Parathon SpOG (K), M.Hossein AS dan dr. Widowati.

Setelah mengadakan open meeting di ruang pertemuan Puskesmas Banyu Urip. Para auditor pun mulai bergerak untuk melakukan audit. Kali ini dr. Widowati mendapat kesempatan untuk mengaudit Posyandu Lansia ”Darma Bhakti” dan Posyandu Balita ”Melati” binaan Puskesmas Banyu Urip. Sedangkan dr. Harry Parathon dan M.Hossein AS melakukan audit pada bagian dalam Puskesmas. Seperti Sekretariat ISO, Poli Umum, Poli Gigi, Poli Spesialis,sanitasi, ruang bersalin, loket dan bagian Puskesmas lainnya.

Dalam audit yang dilakukan mulai pagi hingga sore, tim auditor tidak menemukan kesalahan minor maupun mayor. Hanya beberapa observasi yang diberikan sebagai saran agar pelayanan di Puskesmas semakin baik. ”Setiap unit kerja harus melakukan Plan, Do, Check, Action,” ujar dr. Harry Parathon.

Plan, menetapkan perencanaan kegiatan atau unit kerja. Lalu Do, mulai lakukan implementasi. Check, menetapkan sasaran mutu, dan kemudian Action, melakukan tindakan perbaikan bila terjadi kesalahan,” lanjutnya.

Karena tidak ada temuan minor maupun mayor, maka Puskesmas yang dipimpin oleh dr. Tenny Septiana tetap berhak menyandang sertifikasi ISO 9001:2008. Tidak hanya sukses mempertahankan sertifikasi, namun juga dinyatakan telah naik level ke Tingkat 4.

Ketua tim auditor dr. Harry Parathon berharap agar Puskesmas Banyu Urip terus meningkatkan inovasi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. ”Puskesmas Banyu Urip harus menjadi trendsetter bagi Puskesmas lain untuk terus berinovasi.”

Berbeda dari tingkat 1 hingga tingkat 3 dimana setiap Puskesmas yang melawati tingkatan tersebut masih dalam proses belajar mengenai manajemen ISO, di Tingkat 4 Puskesmas dituntut untuk selalu berinovasi. Inovasi tersebut nantinya harus membuat manajemen yang semakin baik dan efektif, dengan mengeluarkan biaya ringan namun dapat membuat pelayanan kesehatan yang maksimal. (Dot)