Selain Kesehatan, Tingkatkan Kreatifitas Para Ibu

Surabaya, eHealth. Pekan ini tim penilai Lomba Posyandu Smart & Healthy mengunjungi Posyandu Anggrek di kawasan Kedungdoro. Lokasi yang terletak di dalam gang kecil tak menyurutkan antusiasme para kader Posyandu dan ibu Balita untuk memeriksakan buah hatinya.

Ketua Kader Posyandu, Endang Sriwahyuni Safi’I menyatakan rasa senangnya atas kehadiran dan juga penilaian dari tim juri yang berasal dari Dinkes Kota Surabaya, serta Bapemas KB. “Kita jadi tahu kekurangan kita,” katanya.

Endang menuturkan, dirinya beserta kader yang lain banyak diberi masukan oleh tim juri dalam menangani kegiatan Posyandu Balita ini. Ada beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh tim juri, seperti belum dibuatnya buku kegiatan atau semacam buku pencatatan. Padahal, lanjut Endang menirukan tim juri, seharusnya setiap kegiatan yang terkait dengan Posyandu dan PKK harus melalui proses pencatatan agar mudah diorganisir dan dibuat evaluasi.

Namun masukan dari tim juri tidak menyurutkan minat kader untuk ikut Lomba Posyandu Smart & Healthy Tahun 2011 ini. Endang mengatakan banyak inovasi yang dikembangkan oleh Posyandu yang beralamatkan di Jl. Plemahan IX/16 RT IV/RW IX ini. Inovasi tersebut berupa pelatihan pembuatan telur asin bagi masyarakat sekitar Posyandu dengan maksud untuk menambah penghasilan keluarga. Selain itu juga adanya pelatihan di bidang lain seperti menyulam, membuat kerajinan tangan, dan lainnya, sehingga ibu-ibu di kawasan RW IX Kelurahan Kedungdoro ini memiliki kegiatan yang positif dan bermanfaat. “Jika pendapatan bertambah, maka kesehatan keluarga diharapkan juga meningkat,” tukas Endang seraya tersenyum.

Ibu enam cucu ini juga menambahkan, banyak manfaat yang didapat jika orang tua Balita datang ke Posyandu Anggrek. Sebab, para kader sering menyajikan penyuluhan-penyuluhan yang temanya variatif, seperti pencegahan bahaya HIV/AIDS, Keluarga Berencana, pernikahan dini, hingga pemberian ASI Eksklusif.

Namun, ia mengaku, berbagai tantangan juga menghampiri Posyandu yang letaknya berdekatan dengan pusat perbelanjaan ini. Dari total 66 Balita yang terdaftar di Posyandu Anggrek, hanya 48 Balita yang datang ke Posyandu hari ini. Bila Balita tidak hadir, langkah yang ditempuh oleh kader adalah kunjungan ke rumah Balita tersebut.

Bagaimana dengan Balita BGM? Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi Posyandu Anggrek. “Untuk bulan ini sendiri ada tiga,” ujarnya.

“Setiap bulan terjadi kenaikan atau penurunan jumlah Balita BGM. Banyak alasan timbulnya BGM, misalnya ibu yang kurang telaten, orang tua sibuk bekerja, hingga Balita yang diserahkan kepada pengasuh,” imbuhnya. Selain itu juga banyak orang tua di lingkungannya yang merupakan warga pendatang atau musiman.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, para kader sangat menekankan pentingnya kesadaran para ibu akan peningkatan tumbuh kembang anak. “Mereka juga sudah paham, jika melihat kita mengenakan baju seragam batik ini, juga melihat adanya meja-meja di rumah ini, berarti sudah waktunya timbang, tidak perlu diberi pengumuman lagi,” jelas wanita yang lahir 57 tahun silam ini.(Dot)