Surabaya, eHealth. Program Ibu Cerdas Anak Sehat (ICAS), sebuah inovasi dari Puskesmas Ketabang, yang pada pertengahan 2010 lalu memasuki bagian ke-2, telah diakhiri pada Juni 2011 ini.
Acara penutupan ICAS 2 yang bertempat di Kantor RT 07/RW XIII Kelurahan Embong Kaliasin, yang juga merangkap Pos PAUD Terpadu Taman Harapan Bangsa I, dihadiri oleh Lurah Kelurahan Embong Kaliasin, Lurah Kelurahan Ketabang, perwakilan dari Puskesmas Ketabang, perwakilan dari Wahana Visi (WAVI), perwakilan dari MSA (Morning Star Academy), serta kader-kader Posyandu.
Tujuan dari program ini, tutur drg. M.J. Andrayani, Kepala Puskesmas Ketabang, adalah untuk mencerdaskan para ibu dalam memberikan pola asuh kepada Balitanya. “Kalau ibu cerdas, anak pun sehat,” kata dokter yang akrab dipanggil drg. Fien ini. “Kesehatan dan kecerdasan pasti akan unggul dalam membina kehidupan.”
Pada program ICAS 2, Puskesmas Ketabang “meluluskan” 12 Balita dari jumlah keseluruhan 30 Balita yang mengikuti pelaksanaan program ini. Mereka dinyatakan terpilih sebab sudah dinyatakan berada di atas garis merah dan menunjukkan peningkatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) yang cukup signifikan. Hal ini didapatkan berkat hasil dari pemberian asupan susu dan vitamin oleh pihak Puskesmas Ketabang yang bekerjasama dengan Posyandu serta pihak swasta seperti Morning Star Academy (MSA) dan Wahana Visi Indonesia (WAVI).
Ibu Ratna dari MSA menyatakan rasa terima kasihnya atas kerjasama dari berbagai pihak untuk kelancaran program ICAS 2 ini. “Kami bahagia dengan hasil dari apa yang sudah kita lewati, dimana anak-anak bisa kita bawa keluar dari masalah gizi buruk,” ujarnya. Menurutnya, lulus dari program ini bukan berarti “perjuangan” para ibu dalam menjaga kesehatan juga berhenti, namun sebaiknya para ibu tetap mendukung dan meneruskan ilmu yang telah didapat, yaitu kesehatan Balita, kebersihan lingkungan, serta makanan yang sehat dan bergizi, di dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
Menjelang akhir acara, dibagikan hadiah bagi 12 Balita yang dinyatakan telah berada di atas garis merah atau dengan kata lain kondisi kesehatannya sudah ideal. Salah satunya adalah Giat, anak laki-laki yang tiga tahun lalu bertubuh lemah dan mudah mengantuk, yang mana hal ini merupakan kondisi awal gejala gizi buruk, kini perkembangan gizinya sudah sangat baik, dilihat dari tubuhnya yang gemuk dan lebih menyimak pelajaran di sekolah.
Ada pula pemberian penghargaan kepada ibu-ibu yang walaupun buah hatinya sudah lulus dari ICAS 1 namun tetap aktif dan penuh komitmen meneruskan pendidikan kesehatan Balita.
drg. Fien berharap penekanan pendidikan kesehatan ini lebih difokuskan kepada kesadaran para ibu. Sebab, sebanyak apapun ilmu yang didapat akan sia-sia jika ibu tidak berusaha memperbaiki pola asuh anaknya. “Sebaiknya para ibu rutin mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang kami adakan,” saran drg. Fien. “Hal ini dimaksudkan supaya pengetahuan ibu terus bertambah dan anak-anak bisa tumbuh sehat.”
Program ICAS 3 akan dimulai pertengahan tahun 2011 ini, yang rencananya akan “mengadopsi” 18 Balita yang belum lulus dari ICAS 2 serta tambahan 13 Balita baru yang masih berada di Bawah Garis Merah.(Fns)
Â