Melihat Lebih Dekat Pemanfaatan Toga
Surabaya, eHealth. Pemanfaatan Pengobatan Tradisional (Battra) di Puskesmas oleh masyarakat Kota Surabaya kembali mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk melihat sejauh mana pelaksanaan dan pemanfaatan Battra dan Toga, hari Selasa (8/11) wakil dari Kementerian Kesehatan RI mengunjungi tiga Puskesmas di Surabaya yang memiliki Poli Pengobatan Tradisional untuk melakukan evaluasi dan monitoring.
Tim yang terdiri dari dua staf Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, dr. Ruth Esther Djari-Bawole dan Nurmalis, S.Sos, M.Si, berkunjung ke Puskesmas Banyu Urip, Manukan Kulon dan Pegirian untuk melakukan evaluasi dan monitoring Taman Obat Keluarga (Toga) dalam acara bertajuk Monitoring dan Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Alternatif dan Komplementer di Provinsi Jawa Timur.
“Kami ingin mengevaluasi tanaman obat dan fungsi-fungsinya, lalu jika terdapat kekurangan yang kurang sesuai dengan pengaturan dari Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, nanti para pelaku kesehatan akan diberi pelatihan dari Promkes dan PPSDM,” jelas Nurmalis saat ditemui di Puskesmas Banyu Urip.
Dari hasil evaluasi juga akan diteliti, apakah keberadaan Battra dapat membuat pasien yang berkunjung ke Puskesmas memilih Battra sebagai teknik pengobatan bagi penyakitnya, dan bukan pengobatan konvensional.
Puskesmas Banyu Urip, yang menerapkan Battra sejak Februari 2011, memiliki sejumlah keunggulan dalam pengelolaan obat-obat tradisionalnya. Selain rutin mengadakan demo memasak Toga, para kader juga memanfaatkan Toga dengan mengolahnya menjadi bubuk instan agar mudah dikonsumsi. Karena ketekunan mereka, bulan Juli lalu Puskesmas Banyu Urip berhasil meraih juara III Lomba Toga yang dihelat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.(Fns)