Kompak Membudidayakan Toga Sejak 2010

Surabaya, eHealth. Sebanyak 20 kader Toga Puskesmas Gundih membentuk barisan rapi di halaman Puskesmas dan bersama-sama menyanyikan yel-yel saat menyambut kedatangan tim juri Lomba Toga yang diadakan hari Selasa (12/7). Tim juri yang terdiri dari Dinkes Kota Surabaya, Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional (LP4OT) Kemenkes RI, Poli Obat Tradisional Indonesia (OTI) RSUD Dr. Soetomo, TP PKK Kota Surabaya, serta Majalah Trubus mengunjungi Puskesmas Gundih untuk menilai peran serta Puskesmas dan masyarakat dalam mengembangkan Toga.

Sesampainya di Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Cepu No. 22 Surabaya ini, tim juri langsung meninjau Toga yang ditanam dengan cukup rapi di halaman depan Puskesmas. Setiap lahan kosong tampak dimanfaatkan sebaik-baiknya, seperti balkon lantai dua Puskesmas yang tak luput dari penempatan pot-pot tanaman yang serba hijau ini.

Tanaman yang tersedia cukup lengkap, mulai dari lidah buaya, lidah mertua, jahe merah, temulawak, bulu-bulu ayam, dan lain-lain. Beberapa serbuk jamu olahan toga juga tampak disajikan di teras hasil kreasi para kader Toga, misalnya temulawak instan dan kunir putih instan.

“Secara keseluruhan, tidak ada kekurangan berarti dalam pelaksanaan Toga di Puskesmas ini,” tutur Jimmy Arief Pryo Santoso, Amd Battra (23), petugas poli Battra (Pengobatan Tradisional) Puskesmas Gundih. “Namun juri memberi masukan mengenai label atau papan nama untuk penamaan tanaman agar menggunakan hasil percetakan komputer serta dilaminating, bukan tulisan tangan biasa seperti yang ada disini,” imbuh alumnus D III Battra Unair ini.

 Sementara itu, Ahyun (51), Ketua Kader Toga Kelurahan Gundih, menyatakan kebanggaannya akan 50 kader Toga yang ada di Kelurahan Gundih serta 50 kader di Kelurahan Bubutan. “Setiap hari Selasa kami mengadakan demo pembuatan jamu instan untuk warga sekitar, dan respon mereka sangat bagus,” ujarnya.

Lebih lanjut, wanita berputra 3 ini menjelaskan, pertemuan paguyuban kader diadakan pada tanggal 25 setiap bulannya, yang fungsinya untuk lebih meningkatkan keakraban dan koordinasi antar kader, namun biasanya pertemuan hanya dihadiri oleh 15 pengurus kader Toga dari Kelurahan Gundih dan 15 pengurus dari Kelurahan Bubutan.

 Setelah menyaksikan demo pembuatan jamu, tim juri melanjutkan penilaian dengan blusukan ke pemukiman warga di Jalan Demak Timur II RT 2 RW 6, serta meninjau Toga yang dibangun khusus di tepi sungai oleh PKK RT V Kelurahan Gundih.

 Menjelang berakhirnya acara, Suharmianti selaku juri dari LP4OT menyampaikan kesan dan pesannya terhadap kelurahan Gundih, yang semuanya positif, terutama menyangkut kekompakan para kader dan warga.

 Ditanya tentang suka dan duka penanganan Toga di wilayah sekitar Puskesmas, Jimmy, yang sudah satu tahun terakhir mengabdi di Puskesmas Gundih ini tersenyum. “Tidak ada kesulitan berarti dalam pelaksanaan Toga. Warga sangat antusias menanggapi ajakan kami untuk mulai menanami Toga di rumah masing-masing,” ungkapnya lega. “Kesulitan kami hanya tanaman yang terkadang sulit didapat, serta tanaman yang terkadang diserang hama.”

 Juri dari Dinkes sendiri merasa yakin bahwa prospek Puskesmas Gundih mengenai keberlangsungan Toga ini sangat besar, sebab sebelum program Toga digalakkan secara massal oleh Dinkes, pihak Puskesmas sudah memulainya sejak awal tahun 2010 sehingga pada saat ini budaya Toga sudah merakyat di lingkungan sekitar Puskesmas.(Fns)