Ingin Ciptakan Puskesmas dengan Paradigma Sehat
Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya kembali mengadakan Bhakti Sosial (Baksos) sebagai bentuk peringatan HUT Kota Surabaya ke-718. Baksos yang kali ini diadakan di Puskesmas Tanah Kalikedinding yang disambut antusias oleh warga sekitar, sebab mereka dapat memeriksakan kesehatan secara mudah, nyaman, dan gratis.
Wakil Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono menyatakan antusiasmenya menanggapi kegiatan sosial ini. Ia berharap agar warga memiliki umur yang panjang, sehat, serta memiliki manfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
“Biarpun hidup panjang umur dan sehat, kalau tidak bermanfaat, apa artinya hidup?” ujar Bambang DH dalam sambutannya. “Untuk sehat, sangatlah tepat ada kegiatan ini (Baksos, Red). Disini juga ada Therapeutic Feeding Center (TFC), yang bisa membantu mengatasi problem gizi pada anak.”
Orang nomor dua di jajaran Pemkot Surabaya ini juga menambahkan bahwa alokasi anggaran dana kesehatan di Surabaya yang lebih dari 300 milyar rupiah. Jauh lebih besar dari alokasi anggaran kesehatan Jawa Timur yang ‘hanya’ 200 milyar rupiah. Ini menunjukkan bentuk concern Pemerintah Kota dalam hal kesehatan, agar dapat mewujudkan cita-cita generasi muda ke depannya.
Baksos kali ini menyediakan pelayanan pengobatan umum, pengobatan gigi, screening katarak, pelayanan KB, khitan, dan cek gula darah di laboratorium. Empat dokter dari Dinkes dan Puskesmas Tanah Kalikedinding tampak berjaga di pos pengobatan umum yang menargetkan 300 pasien.
Ibu Tutuk (50) mengaku merasa senang memeriksakan diri gratis di pengobatan umum Baksos kali ini, apalagi sebelumnya ia memang pasien tetap Puskesmas Takal. “Disini enak, pelayanannya baik,” ujar wanita yang beralamat di Tanah Merah Utara ini.
Pos khitan pun tidak lepas dari antrian warga yang ingin mengkhitankan putranya. M. Khoirul Shoddiq (4) yang berdomisili di Tanah Merah Sayur mengikuti khitan atas saran dokter karena dirinya mengaku sering buang air kecil.
Sedangkan untuk pemeriksaan Laboratorium bekerjasama dengan laboratorium swasta Prodia, Parahita, dan Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI), menyediakan cek gula darah gratis untuk 500 orang. Usia rata-rata pasien yang datang adalah 35 tahun ke atas.
“Rata-rata gula darah orang-orang yang tadi cek disini normal,” tutur ibu Tutik, Kepala Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Surabaya. “Khusus bagi yang mendapat skor di atas 200, mereka dirujuk untuk mendapatkan obat agar akibat dari gula darah berlebih itu tidak menjalar lebih luas.”
Untuk screening katarak, Puskesmas yang sejak akhir Desember 2010 dipimpin oleh dr. Maya Syahria Saleh ini berkolaborasi dengan Rumah Sakit Al Irsyad dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM).
“Dan karena daerah ini memiliki banyak penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan dan banyak Balita BGM (Bawah Garis Merah, Red), maka tempat inilah yang dipilih untuk pelaksanaan Baksos tahun ini setelah tahun lalu di Sidotopo Wetan dan sebelumnya lagi di Pegirian,” tambah wanita enerjik kelahiran Surabaya, 15 April 1959 itu.
Harapan dr. Maya, ia akan dapat menciptakan Puskesmas dengan paradigma sehat. Dimana Puskesmas akan menjadi tempat yang dituju bukan hanya dalam keadaan sakit dan ingin berobat. Namun dikarenakan kesadaran akan kesehatan, seperti misalnya ingin kontrol, konsultasi, cek kesehatan, dan sebagainya, sehingga Puskesmas menjadi tempat yang preventif terhadap penyakit.(Fns)