Pilah Sampah Berdasarkan Lima Kategori

Surabaya, eHealth. Permasalahan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja. Namun semua lapisan masyarakat yang turut andil dalam menyumbangkan sampah juga berkewajiban untuk menyeleksi dan mengelola sampah yang dihasilkannya. Hal ini agar tidak terjadi penumpukan sampah yang mempunyai dampak buruk secara luas seperti gangguan kesehatan, peningkatan global warming, menurunnya nilai estetika, serta dampak lain yang diakibatkan dari barang buangan tersebut.

Permasalahan inilah yang menjadi perhatian tersendiri bagi Puskesmas Tanah Kalikedinding dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menggandeng Du-Time sebagai organisasi yang concern dalam mengatasi permasalahan sampah, Puskesmas Tanah Kalikedinding menggelar pelatihan pemilahan sampah untuk guru SD/MI se-wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding.

Kepala Puskesmas Tanah Kalikedinding dr. Maya Syahria Saleh, M.Kes menuturkan, bukan tanpa alasan Puskesmas yang ia pimpin menggelar pelatihan semacam ini. Pasalnya, di wilayah Kelurahan Tanah Kalikedinding merupakan wilayah padat penduduk dengan kondisi lingkungan yang memprihatinkan karena minimnya budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada warganya.

“Apalagi ini musim panas, yang kita khawatirkan akan timbul banyak penyakit seperti Diare. Karena saya tahu (di wilayah Kelurahan Tanah Kalikedinding) banyak sungai yang kotor, bahkan (maaf) banyak kotoran manusianya. Kalau bukan kita yang berbuat (memulai gerakan memilah sampah, Red), siapa lagi?” tukas dr. Maya seraya menunjukkan foto-foto kondisi lingkungan di masyarakat sekitarnya.

Pihaknya sengaja menggandeng para guru SD dalam pelatihan ini karena nantinya mereka merupakan trainer bagi murid-muridnya. Diharapkan, setelah mendapatkan ilmu, mereka menyalurkan ke murid-muridnya untuk diterapkan di masing-masing sekolah.

Dalam pelatihan ini, para peserta diberi pengetahuan mengenai beragam jenis sampah dan pemisahan sampah berdasarkan kategorinya. Nantinya, sampah dipisah menjadi lima kategori, yakni:

  1. Sampah rumah tangga, yakni jenis sampah kecil hasil rumah tangga termasuk potongan kertas kecil, plastik kecil, atau sampah kecil non klasifikasi.
  2. Sampah dari botol minuman plastik, termasuk dari jenis tetrapack susu ataupun juice.
  3. Sampah kertas yang terdiri dari beragam jenis kertas, kotak sepatu, kardus, dan segala macam sampah yang terbuat dari kertas.
  4. Sampah kaca, terdiri dari botol kaca, seperti botol kecap, softdrink, maupun bahan yang terbuat dari kaca lainnya.
  5. Sampah organik, yakni sampah yang terdiri dari sisa-sisa buah, tanaman hias, maupun rerumputan.

Dokter yang pernah meraih penghargaan sebagai dokter teladan tingkat Kota Surabaya inipun menegaskan, pada bulan September mendatang akan ada rencana tindak lanjut dari hasil pelatihan ini, dimana Puskesmas Tanah Kalikedinding beserta DU Time akan bergerak ke sekolah-sekolah untuk melihat langsung aplikasi yang telah diterapkan guru maupun murid di sekolahnya masing-masing.

Bahkan, dr. Maya berencana akan memberikan hadiah bagi sekolah yang menerapkan sistem pemilahan lima sampah ini dengan benar. “Hadiah ini sebagai rangsangan agar sekolah mereka dapat menerapkan (pemilahan sampah) dengan benar,” ujar dokter Alumnus Universitas Airlangga ini.

Kedepannya, ia juga berencana akan mendirikan bank sampah di wilayah Tanah Kalikedinding, dimana sistemnya yakni sekolah-sekolah akan mengirimkan sampah berdasarkan jenisnya untuk kemudian di kumpulkan di bank sampah tersebut agar bisa didaur ulang.

Selain bank sampah, ia juga berinisiatif untuk membentuk Polisi Lingkungan (Poling), yakni polisi anak-anak yang bertugas mengawasi dan mengarahkan teman-temannya agar menjaga lingkungan dan membuang sampah yang telah ditentukan.

“Poling ini akan direkrut dari Wamantik (Siswa Pemantau Jentik, Red) dan akan diberikan pelatihan seputar sampah. Jadi, di sekolah nantinya anak-anak Wamantik bukan hanya memantau jentik saja, namun juga memilah sampah. Nanti mengenai mekanisme Poling tergantung dari kebijakan masing-masing sekolah,” tuturnya.

Orang nomor satu di jajaran Puskesmas Tanah Kalikedinding ini berharap dengan adanya pemilahan sampah ini, masalah lingkungan yang selama ini menjadi masalah kesehatan juga sedikit demi sedikit dapat teratasi.

“Saya ingin wilayah saya merdeka dari sampah, selain itu  juga berharap nantinya permasalahan sampah di LPA (Limbah Pembuangan Akhir) akan dapat teratasi dengan sistem pemilahan sampah tersebut. Dan juga ingin terus mengikuti jejak ibu Walikota (Surabaya) yang menggaungkan semboyan Surabaya Green and Clean,” tukas dr. Maya seraya tersenyum.(And)