Dengan ASI Eksklusif, Tingkatkan Kecerdasaan Anak Indonesia

Surabaya, eHealth. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya kelak dewasa menjadi yang terbaik. Harapan itu bisa terwujud apabila orang tua lebih memperhatikan tumbuh kembang anaknya sedini mungkin. Untuk itu bagaimana kita mempersiapkannya? Nah, hal ini akan dibahas langsung oleh dr. Nur Rocmah, SpA serta dr. Ristio Budianto, SpOG dalam talkshow di Puskesmas Banyu Urip pada Launching Poli Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Mommy Class di Puskesmas Banyu Urip dengan tema “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Optimal Merupakan Investasi Bangsa” sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, hari Sabtu (23/7).

Dokter spesialis anak yang akrab disapa dr. Emma menuturkan, ketika berbicara pertumbuhan dan perkembangan anak, dalam hal ini dilihat dari otaknya sehingga para orang tua perlu memperhatikan bagaimana laju otak ini berjalan normal berdasarkan usianya.

“Jika otak (anak anda) anggap penting, maka sebaiknya kita perhatikan sejak dini sejak masih berupa janin,” kata dr. Emma mengawali talkshow dihadapan puluhan ibu beserta Balita yang hadir.

Ia melanjutkan, perkembangan otak tumbuh pesat dalam enam tahun pertama, sejak sang anak masih dalam kandungan hingga usia 6 tahun pertama. Oleh karena itu, perlu adanya persiapan yang matang dari ibu untuk buah hatinya yakni memberikan nutrisi yang baik dan aktifitas stimulus kepada sang bayi. “Perkembangan bayi tidak pernah lepas dari nutrisi berupa ASI Eksklusif yang dianjurkan pada 6 bulan pertama sejak masa kelahiran,” ujar dokter yang pernah meraih penghargaan Young Research Award tahun 2011 ini.

“ASI jauh lebih baik dibandingkan susu formula, karena kandungan nutrisi dalam ASI sangat baik untuk tubuh dan fungsi kekebalan Balita,” imbuhnya.

Lalu berikan stimulus (rangsangan) sejak bayi masih dalam kandungan. Stimulus ini membantu untuk perkembangan otak pada janin, misalnya memberikan musik klasik dengan cara menempelkan pada perut ibu yang hamil. Menurut dr. Emma, ada sejumlah penelitian yang menyebutkan jika anaknya ingin cerdas dalam masalah perhitungan, maka perdengarkanlah janin ketika usia kandungan mencapai 5 bulan. Ia pun menjelaskan bahwa dalam 5 bulan pertama pada usia kandungan, janin akan perlahan-lahan syarafnya akan membentuk sirkuit-sirkuit pendengaran dalam otak, maka dalam waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menstimulasi perkembangan otak janin dengan musik.

Menyusui Bayi yang benar

Sementara itu, dr. Ristianto Budianto, SpOG menjelaskan materi perihal persiapan dan teknik menyusui pada bayi. Dokter alumnus Fakultas Kedokteran Unair ini menuturkan bahwa pentingnya faktor psikologis sang ibu dalam meyusui bayinya. Sebab, keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah terjadi sejak masa kehamilan bahkan sejak saat merencanakan kehamilan.

Biasanya yang mempengaruhi sikap ibu menyusui antara lain adat atau kebiasaan tiap wilayah berbeda, adanya suatu kepercayaan yang mempengaruhi, pengalaman menyusui dari keluarga, pengetahuan manfaat ASI, hingga kehamilan yang memang diharapkan ataukah tidak.

Selain itu, posisi menyusui juga penting diperhatikan. dr. Ristianto pun menuturkan, sebelum memberikan ASI pada sang bayi, koreksi puting susu dengan mengamati bentuk putting susu terlebih dulu. Tekan aerola di sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk dengan lembut, lalu tarik putting susu dan aerola sehingga berbentuk seperti dot.

Lalu, ada beberapa macam posisi saat menyusui buah hati, seperti duduk, berdiri, berbaring dengan bayi di atas perut sang ibu, maupun posisi khusus bagi ibu yang melahirkan dengan caesar serta bagi ibu yang memiliki bayi kembar. Ia pun memperagakan cara menyusui yang benar dihadapan ibu-ibu yang serius menyimak penuturannya.

“Bayi menghadap ke perut ibu, payudara dipegang, menyentuh bibir bayi dengan tangan atau puting agar mulut bayi terbuka lebar, lalu mengarahkan mulut bayi ke puting agar sang bayi bisa menghisap ASI secara maksimal.

Nah, bagi wanita yang sibuk bekerja atau wanita karier sehingga tidak sempat memberikan secara langsung ASI kepada anaknya, tidak perlu khawatir karena ASI bisa diberikan secara tidak langsung. Caranya adalah memeras ASI nya sendiri dan menyimpannya di lemari es untuk diberikan sewaktu-waktu jika anaknya membutuhkan.

“Hasil perahan ASI jika disimpan di lemari es bisa bertahan hingga 24 jam. Jika di simpan di freezer bisa bertahan hingga 6 bulan, namun apabila hanya disimpan di luar lemari es (suhu ruangan, Red), ASI hanya bisa bertahan selama 8 jam saja,” tutur dokter sehari-harinya yang bertugas di RSUD Dr. Soetomo ini.

Ia pun menjelaskan beberapa manfaat ASI bagi ibu dan bayi itu sendiri yakni mengurangi sakit pasca persalinan, mendekatkan hubungan psikologis antara bayi dengan ibunya, dan selama 6 bulan menyusui bisa menunda kesuburan sang ibu sehingga dapat mengatur jarak kelahiran.

Dengan ASI, anak-anak Indonesia diharapkan akan menjadi lebih sehat karena peran kasih sayang seorang ibu demi masa depan anak-anaknya. dr. Ristianto pun mengutip kata-kata dari Almarhum mantan Presiden RI Soeharto, “Dengan ASI, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia,” ujar dokter seraya mengakhiri talkshow.(And)