Cek Selalu Kualitas Makanan di Dalam Lemari Es

Surabaya, eHealth. Bahan makanan tambahan adalah suatu zat atau bahan yang disengaja ditambahkan saat pembuatan untuk mendapatkan untuk mendapatkan hasil atau karakteristik tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Sejauh mana pemerintah mengawasi peredaran makanan-makanan ini?

 

Siapa sangka, terasi, yang biasa menjadi andalan para ibu dalam membuat sambal, ternyata terkadang mengandung bahan pengawet rhodamin? Atau yang sudah banyak diketahui, tahu yang dibubuhi formalin?

 

Hal tersebut diungkapkan oleh Dra. Tri Koranti Mustikawati, Apt, Kasi Penyidik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) Surabaya dalam talkshow bertajuk “Bahan Makanan Tambahan” yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-47 di Royal Plaza kemarin (9/11).

 

“Walau mengandung formalin, kita tidak bisa menyalahkan produsen, karena dari produsen sendiri sudah memenuhi syarat,” kata Tri. “Penjuallah yang seringkali nakal, sebab mereka biasanya ingin mengambil untung sebesar-besarnya.”

 

Begitu pula jajanan bakso atau gorengan yang banyak beredar di sekolah-sekolah. Jika makanan-makanan mengandung bahan tambahan ini dikonsumsi anak-anak, tentu efeknya akan berbahaya bagi kesehatan. Efeknya memang tidak langsung, namun untuk jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan hati atau penyakit liver.

 

“Lalu jajanan seperti apakah yang aman bagi anak-anak?” lanjut Tri. Ia menyarankan agar anak-anak membawa bekal sendiri dari rumah, agar mempermudah pengawasan orang tua. Jika membeli jajanan sejenis kerupuk, belilah kerupuk berwarna putih. Dan jika mengkonsumsi makanan kemasan, pilihlah jenis yang memiliki nomor registrasi dan tanggal kadaluwarsa di kemasannya.

 

Ditambahkan Tri, saat ini pihaknya juga mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah. Kepala sekolah dianjurkan memanggil pedagang-pedagang yang berjualan untuk kemudian memberi mereka pembinaan seputar bahan tambahan makanan. Pedagang disosialisasikan tentang makanan sehat, dan kalau bisa makanan yang dijual mendapatkan sertifikasi layak makan (tanpa bahan tambahan) untuk kemudian sertifikat tersebut ditempel di gerobak atau rombongnya.

 

Selain makanan berbahan pengawet, terlalu lama menyimpan makanan yang tidak berbahan pengawet di dalam lemari es juga bisa berbahaya. “Ibu-ibu mestinya bisa memprediksi, jika makanan sudah seminggu disimpan dalam kulkas maka kualitas makanan tersebut sudah kurang bagus,” kata Tri.

 

Tips singkat dari Tri, untuk menghindari efek buruk dari bahan tambahan makanan hendaknya hindari makanan berwarna ngejreng dan selalu pilih makanan kemasan yang memiliki nomor registrasi serta tanggal kadaluwarsa yang jelas. Jika ingin meminta informasi lebih lanjut, masyarakat bisa datang langsung ke Balai Besar POM, Unit Pengaduan Konsumen, di Jl. Karang Menjangan 20 Surabaya dengan nomor telepon (031) 5048833.(Fns)