Penduduk Musiman, Masalah Terpelik Posyandu
Surabaya, eHealth. Hari Senin (20/6), Tim Penilai Lomba Posyandu Smart & Healthy Tahun 2011 melakukan penilaian di Posyandu Anggrek IV, Kelurahan Pradah Kalikendal. Puluhan ibu beserta Balitanya memadati Balai RT 4/RW 1 yang juga digunakan sebagai Posyandu untuk mengukur tinggi dan berat badan Balita, mendengarkan penyuluhan seputar ASI Eksklusif yang disampaikan oleh Ketua kader Posyandu, serta tak lupa mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan berupa kue lapis dan jus jambu.
Ketua Posyandu Anggerk IV Badriyah menyatakan rasa terima kasihnya akan kunjungan dari tim penilai Lomba Posyandu, sebab ia dan kader yang lainnya banyak mendapatkan masukan yang membangun dari tim penilai yang terdiri dari Dinkes Kota Surabaya dan Bapemas KB ini.
Masukan yang disampaikan tersebut antara lain tidak adanya buku pencatatan kegiatan, serta tanaman-tanaman Toga yang berada dalam kondisi kurang baik yang disebabkan oleh adanya renovasi di Balai Pertemuan RT4/RW 1 tersebut.
“Walaupun tidak ada buku catatan, kita sudah bisa jalan,” ujar wanita 42 tahun itu bersemangat. “Tetapi memang kegiatan kami disini banyak sekali, mulai dari Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), kader lingkungan, Sub KB, dan lain-lain, jadi sering lupa (membuat pencatatan, red).”
Wanita yang sudah 12 tahun menjadi kader Posyandu itu turut memberi masukan untuk Tim Penilai, yaitu terkait istilah yang digunakan ketika mereka bertanya. “Sebaiknya gunakan bahasa Indonesia atau yang lebih sederhana, sebab jika menggunakan istilah-istilah asing banyak kader yang kurang paham,” katanya.
Posyandu ini juga memiliki PAUD dengan 67 murid. Jadwal pelaksanaannya adalah 2 kali seminggu yaitu hari Sabtu dan Minggu.
Ditanya seputar Balita BGM (Bawah Garis Merah), Badriyah mengiyakan bahwa bulan ini di antara 104 Balita terdaftar ada 1 Balita BGM dan satu Balita tepat di garis merah. “Penyebab Balita ini memiliki berat di bawah rata-rata adalah pengasuhan yang diserahkan ke neneknya sebab orangtua bekerja. Gizi sang Balita pun kurang diperhatikan,” jelasnya prihatin. “Maka kami ajarkan neneknya membuat bubur susu, tidak hanya mengandalkan susu kaleng saja.”
Wanita aktif dengan 3 putra ini menekankan adanya pemberian motivasi dan pengarahan bagi para ibu, terutama mereka yang Balitanya BGM. Beliau sendiri bahkan pernah merujuk Balita berusia 18 bulan yang terus-menerus BGM ke RSUD Dr. Soewandhi. “Berat badannya hanya 7,5 Kg. Seminggu di (Rumah Sakit) Soewandhi, berat badannya naik delapan ons,” ujarnya lega.
Ditambah lagi dengan adanya problem penduduk musiman. “Keluhan terbesar para kader ya penduduk musiman ini,” tukas beliau. “Banyak yang sudah terdaftar disini, kami beri penyuluhan dan lainnya, lalu saat waktunya berkunjung mereka tidak datang. Rupanya pulang kampung,” keluhnya. Penduduk musiman juga mengalami kesulitan dalam mengurus surat-surat penting yang dibutuhkan dalam rujukan ke Rumah Sakit seperti Kartu Keluarga, KTP, surat rujukan dari kelurahan, dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
Solusinya, agar tidak menyebabkan kesulitan pendataan, hendaknya jika para penduduk musiman (yang memiliki Balita) ini pulang kampung, maka tuan rumah yang bersangkutan atau dirinya sendiri melapor ke Posyandu atau pejabat RT/RW setempat.
Badriyah berkeinginan mengadakan lomba bayi dan Balita sehat bulan depan, dengan harapan membangkitkan minat dan lebih menarik para ibu di lingkungan sekitar untuk hadir di Posyandu Anggrek IV. “Ibu yang bijak adalah ibu yang rajin ke Posyandu,” tegas beliau.(Fns)