Ruang Bersalin Untuk Menghindari Praktek Dukun
Surabaya, eHealth. Puskesmas Sidotopo Wetan menambah fasilitas baru yang diperuntukkan untuk masyarakat sekitar, terutama para ibu hamil. Pada tanggal 1 Mei 2011 secara resmi dibuka Ruang Rawat Inap Persalinan. Apa saja yang ditawarkan? Berikut wawancara team eHealth dengan Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan dr. Basilius Agung.
Ruang bersalin di gedung belakang Puskesmas Sidotopo Wetan tampak sangat bersih. Beberapa alat bantu persalinan pun tampak tertata rapi. Kesan nyaman itulah yang ingin di tampilkan oleh Puskesmas yang terletak di Jl. Randu No. 107 ini untuk memberikan layanan terbaik bagi ibu hamil.
Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan dr.Basilius Agung mengatakan, segala persiapan pembukaan rawat inap persalinan ini sudah dimulai sejak bulan Oktober 2010. “Sejak ditandangani SK Rawat Inap Persalinan oleh Kadinkes Surabaya, kami mulai melakukan persiapan untuk mengoperasikan Ruang Rawat Inap Persalinan.”
Ada 3 ruangan yang disiapkan oleh Puskemas Sidotopo Wetan demi kenyamanan ibu hamil, yakni terdiri dari Ruang Persiapan Persalinan, Ruang Persalinan dan Ruang Rawat Inap persalinan. Pada Ruang Persalinan disediakan 8 bed dan box bayi. Tidak hanya infrastuktur yang memadai, Puskesmas Sidotopo Wetan juga menawarkan fasilitas yang lengkap seperti alat-alat standar persalinan, bed ginekology, oksigen, sterilisator, dopler, dan lain lain. “Disini juga dibantu oleh perawat jaga dan bidan jaga selama 24 jam,” ungkap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Unair tahun 2002 ini.
Meski ditunjang dengan fasilitas yang memadai, namun harga yang dipatok sangat terjangkau untuk masyarakat. Pasien yang memiliki Jamkesmas, Jampkesda, Jampersal dan Surat Keterangan Miskin (SKM) digratiskan jasa persalinannya. Sampai berita ini ditulis sudah ada 6 pasien yang telah memanfaatkan Ruang Rawat Inap Persalinan di Puskesmas Sidotopo Wetan.
dr. Basilius berharap dengan dibukanya ruang rawat inap persalinan ini masyarakat tidak lagi pergi ke praktek dukun. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan Pemerintah Kota dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini secara maksimal. Khususnya di daerah Surabaya Utara masih ada masyarakat yang melahirkan melalui praktek dukun, sehingga si anak tidak memperoleh surat keterangan lahir.
“Dengan membuka persalinan ini dan didukung program Jampersal yang mensyaratkan hanya identitas yang masih berlaku, maka akan dibebaskan untuk jasa persalinan. Sehingga tidak ada alasan masyarakat pergi ke dukun karena sudah disediakan tempat (bersalin, Red),” tukasnya seraya tersenyum.(dot)