Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Ajarkan Kader Olah Jus Herbal Untuk Hipertensi

Ajarkan Kader Olah Jus Herbal Untuk Hipertensi

Surabaya, eHealth. Hari Jumat (17/6), Puskesmas Manukan Kulon kembali mengadakan pertemuan kader Toga yang berasal dari tiga kelurahan, yakni Kelurahan Manukan Kulon, Manukan Wetan, dan Kelurahan Banjar Sugihan. Para kader tersebut tengah menyimak pembuatan jus herbal yang dipraktekkan oleh Rodiatin, Amd Battra dari Poli Obat 

Selain Kesehatan, Tingkatkan Kreatifitas Para Ibu

Selain Kesehatan, Tingkatkan Kreatifitas Para Ibu

Surabaya, eHealth. Pekan ini tim penilai Lomba Posyandu Smart & Healthy mengunjungi Posyandu Anggrek di kawasan Kedungdoro. Lokasi yang terletak di dalam gang kecil tak menyurutkan antusiasme para kader Posyandu dan ibu Balita untuk memeriksakan buah hatinya. Ketua Kader Posyandu, Endang Sriwahyuni Safi’I menyatakan rasa 

Tetap Berhak Sandang Predikat ISO Meski Minim Persiapan

Tetap Berhak Sandang Predikat ISO Meski Minim Persiapan

Surabaya, eHealth. Tidak terasa, hampir satu tahun Puskesmas Gayungan menyandang sertifikasi internasional ISO 9001:2008. Untuk mengetahui sejauh mana Puskesmas Gayungan tetap berhak menyandang sertifikasi, hari Kamis (16/6) Badan Sertifikasi Internasional World Quality Assurance (WQA) kembali mengunjungi Puskesmas yang terletak di Jl. Gayungan Sari Barat No. 124 untuk melakukan Surveilans Audit Eksternal.

Dalam surveilans tersebut, tim auditor dari WQA yang terdiri dari dr. Harry Parathon, SpOG (K), Dodi Irawan, serta dr. Dzulkifli Mahmud, M.Kes, Msi, akan menilai langsung komitmen dari Puskesmas Gayungan mengenai sasaran mutu dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan inovasi serta program-program baru yang dimiliki oleh Puskesmas. Selain itu, aspek Sumber Daya Manusia yang berkompetensi juga tak luput dari audit, serta melihat kelayakan sarana dan prasarana Puskesmas dalam melayani masyarakat.

Ketua tim auditor, dr. Harry Parathon menuturkan, audit ini mengacu pada pembahasan terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terkait dengan aspek kerja sanitasi, kasus gizi kurang maupun buruk dengan aspek ahli gizi, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Puskesmas untuk melihat seberapa besar minat masyarakat untuk datang ke Puskesmas. “PAD bukan masalah uangnya, tetapi hanya sebagai tolok ukur masyarakat yang datang ke Puskesmas,” tutur dokter ahli kandungan ini.

Menanggapi pernyataan dari dr. Harry Parathon, Kepala Puskesmas Gayungan dr. Emmy Hartiani mengatakan bahwa Puskesmas Gayungan sudah siap dengan dokumen-dokumennya apabila akan diaudit, terutama yang berkaitan dengan DBD, gizi buruk, maupun PAD Puskesmas. Ia melanjutkan, tahun 2010, DBD di wilayah kerja Puskesmas Gayungan ditemukan sebanyak 26 kasus. Namun dengan adanya kerja sama yang intensif antara Puskesmas dengan masyarakat, sampai pertengahan 2011 ini hanya ditemukan 12 kasus DBD, dan itupun sudah teratasi semua.

“Kami (Puskesmas Gayungan, Red) sudah mengatasi hal tersebut (DBD, Red) dengan waktu 2 kali 24 jam, dengan penanganan mulai fogging, pemberantasan sarang nyamuk, hingga 3M (Menguras, Menutup, Mengubur, Red),” jelas dr. Emmy.

Sedangkan untuk kasus gizi buruk, lanjutnya, tidak ditemukan penderita yang mengalami kasus tersebut di wilayah Puskesmas Gayungsari. Lalu untuk PAD Puskesmas, dr. Emmy menyatakan telah melampaui target. “Dari tiga bulan kemarin, PAD kami sebanyak 116 persen,” tukas mantan Kepala Puskesmas Asem Rowo ini menambahkan.

Saat audit berlangsung, tim auditor dibagi menjadi dua bagian. Dodi Irawan dan dr. Dzulkifli Mahmud bertugas mengaudit seluruh ruangan di Puskesmas, sedangkan dr. Harry Parathon mengunjungi Posyandu binaan Puskesmas Gayungsari sebagai bagian dari Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) yakni Posyandu Balita Kuncup Harapan 9 dan Posyandu Lansia Anggrek Merpati.

Setelah melakukan audit baik ke Puskesmas maupun Posyandu, tim auditor memaparkan hasil auditnya saat close meeting. Dalam pemaparan tersebut, ditemukan tiga temuan minor, yakni pada organisasi yang disarankan untuk membangun sasaran mutu dan PK/IK yang berkaitan dengan Safety/Universal Precaution.

Sedangkan untuk yang lainnya, ditemukan satu temuan minor di bagian laboratorium, yakni organisasi hendaknya mengadakan atau merencanakan dan mengusulkan sistem pengolahan air limbah medis. Dan satu lagi temuan minor, yakni pada revisi dokumen yang tidak dicatat historis perubahannya sebagaimana dipersyaratkan dalam prosedur pengendalian dokumen. Tim auditor mencontohkan, seprti penatalaksanaan pencabutan dengan anestesi topical, penatalaksanaan pencabutan dengan anestesi topical gigi, serta pencabutan dengan topical anestesi injeksi.

Namun disamping temuan minor, tim auditor pun juga mengapresiasi kinerja dari Puskesmas Gayungan yang memberikan pelayanan maksimal kepada pasien. Selain itu, dr. Harry Parathon juga terkesan saat mengunjungi Posyandu binaan Puskesmas Gayungan. Bahkan ia memuji dr. Emmy yang mau menyempatkan diri ikut rombongan audit ke masing-masing Posyandu. “Saya baru kali ini mengaudit di lapangan ditemani langsung oleh Kepala Puskesmasnya,” puji dr. Harry seraya tersenyum.

Dari audit tersebut, meski ada 3 temuan minor, namun tim auditor sepakat bahwa Puskesmas Gayungan masih berhak untuk tetap menyandang sertifikasi ISO 9001:2008 tahun 2011 ini.

Kepala Puskesmas Gayungan dr. Emmy pun menyambut baik atas hasil tersebut, ini semua karena kerja keras dari seluruh karyawan Puskesmas Gayungan. Ia pun mengaku, bahwa persiapan Puskesmas ini dalam menghadapi surveilans audit eksternal bisa dikatakan sangat mendadak. “Sempat kaget juga mendengar info audit Puskesmas Gayungan saya dipercepat yang seharusnya dilaksanakan bulan Agustus mendatang. Kami hanya dua minggu persiapan Puskesmas dalam menghadapi audit ini,” ujar dr. Emmy.

Namun, imbuhnya, ia sudah selalu siap dengan dokumen-dokumen yang diperlukan, jadi tidak ada kendala berarti dalam persiapan ini. Ditambah dengan adanya audit inter institusi (audit antar Puskesmas ber-ISO) yang semakin memudahkan Puskesmas Gayungan untuk membenahi kekurangan yang ada.(Ian)

Â